Curahan Hati Theysa Nohany Siku, Wasit Basket Asal Timika yang Kecewa Tak Bisa Tampil di PON

- Papua60Detik

Wasit Basket asal Timika, Theysa Nohany Siku. Foto: Dokumentasi pribadi
Wasit Basket asal Timika, Theysa Nohany Siku. Foto: Dokumentasi pribadi

Papua60Detik - Theysa Nohany Siku, perempuan asal Timika, Papua ini bercerita tentang kisahnya yang ingin kiprah di dunia bola basket profesional.

Jika yang lain pada mau jadi pemain basket, Eca, sapaan akrabnya memilih jalan lain. Ia ingin jadi wasit.

Melalui Instagram pribadinya, Eca mencurahkan isi hatinya dengan menceritakan awal mula karir serta kecintaannya pada dunia basket.

“Kecintaan saya dengan Bola Basket sejak berada di bangku pendidikan. Kemudian mulai aktif menjadi wasit sejak tahun 2017,” ungkap Eca seperti dikutip di laman akun instagram pribadinya, Kamis (2/9/2021).

Pada tahun 2018, Thesya mengikuti penataran wasit lisensi C yang diadakan oleh Perbasi Mimika di Timika. Ini menjadi momentum memacu semangatnya lebih serius menjadi wasit basket profesional.

Kemudian di tahun 2019, ia mengejar mimpi itu, dengan mengikuti penataran wasit dan berhasil memperoleh lisensi B2 di Pati, Jawa Tengah.

Semangatnya untuk lebih serius lagi berkarir di dunia wasit semakin bertambah dengan dukungan kedua orang tuanya.

“Saat itu, saya mulai sering memimpin pertandingan basket serta berkesempatan menjadi wasit dalam Kejurda Bola Basket Papua yang diselenggarakan di Mimika Sport Complex,” ujarnya.

Sadar akan pentingnya pendidikan dalam menunjang karir sebagai seorang wasit, Eca juga pernah mengasah skill akademiknya dengan mengikuti program pendidikan Bahasa Inggris di Kediri, Jawa Timur.

Di tahun 2020, Eca kembali mengikuti penataran wasit lisensi B1 di Cirebon, Jawa Barat.

“Saat mengikuti pelatihan, saya dinyatakan belum lulus karena belum memiliki ketahanan fisik yang harus di atas rata-rata melalui test (beep test). Sehingga PP Perbasi meminta saya untuk mengejar persyaratan ini agar bisa menjadi wasit di PON XX Papua 2021,”ungkapnya.

Untuk mengejar itu, dirinya berkesempatan untuk ikut berlatih (magang) bersama dengan tim IBL di Jakarta, NSH Mountain Gold Timika. Disana dia mulai fokus untuk latihan fisik serta ikut menjadi wasit dalam laga uji coba (scimmage) tim IBL.

“Menjadi wasit di PON XX Papua 2021 merupakan impian dan kerinduan saya untuk kembali di tempat kelahiran saya, Kabupaten Mimika yang akan menjadi tuan rumah,”ujarnya.

Tanggal 28 Juli 2021, Thesya menceritakan, mimpinya untuk tampil di PON kian nyata, dirinya masuk sebagai wasit dalam SK PB PON XX Papua 2021 Cabang Olahraga (Cabor) Bola Basket 5x5, dan menjadi perempuan asal Papua satu-satunya yang akan memimpin pertandingan di PON.

“Di situ saya semakin giat berlatih bersama certified professional trainer sambil menunggu proses penataran dan penyegaran wasit,”ujarnya.

Namun, pada tanggal 31 Agustus 2021 (malam), saat PON yang tinggal satu bulan lagi, ia mendapat kabar dari Panitia Pelaksana (Panpel) Bola Basket yang menyatakan, dirinya tidak bisa memimpin PON dengan alasan fisik yang belum memenuhi syarat.

Padahal penataran wasit yang menentukan kesiapannya belum lagi digelar.

Kecewa sudah pasti, apalagi ini merupakan kesempatan pertamanya menjadi wasit PON di rumah sendiri. Dicoretnya nama Eca juga berarti menghilangkan talenta Papua memimpin pertandingan ketika Papua jadi tuan rumah PON.

Terlepas dari itu semua, bagi Eca ini akan menjadi motivasi untuk terus berlatih lebih keras lagi.

“Terima kasih untuk semua pihak yang sudah mendukung saya sampai di titik ini. Mungkin langkah saya terhenti sampai di sini, tapi saya tetap pada mimpi saya, yaitu ingin menggapai dunia dan saya yakin kalau waktu Tuhan pasti yang terbaik,” ujarnya.

Technical Delegate (TD) Cabang Olahraga Bola Basket, Abdul Rozak berdalih, tidak dapat tampilnya Eca di PON karena dari hasil penjaringan wasit yang dilakukan komisi wasit PB Perbasi. Eca katanya, belum memiliki lisensi B1 Nasional sebagai syarat untuk bisa memimpin pertandingan Basket di PON.

“Jadi memang waktu ikut penataran di Cirebon dia belum lulus. Waktu itu kita menganjurkan dia untuk tetap berlatih fisik untuk mengejar hasil tes (beep test),”ungkapnya.

Rozak, menjelaskan, Komisi Wasit PB Perbasi yang memiliki kewenangan memilih wasit juga merencanakan melakukan penataran yang sedianya dilaksanakan pada pertengahan Bulan Agustus ini.

Penataran itu akhirnya hanya jadi omongan saja, tidak dilakukan.

“Memang rencananya penataran dilakukan pada pertengahan bulan ini. Saya kurang tahu secara pasti kendalanya dimana, sehingga penataran itu tidak bisa dilakukan,” ujarnya. (Joe Situmorang)




Bagikan :