Satu Abad WKRI: Lahir Kembali Semakin Berarti
Rabu, 26 Juni 2024 - 19:40 WIT - Papua60Detik

Papua60detik - Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) se-Keuskupan Timika merayakan seabad berdirinya WKRI di Indonesia dengan tema, 'Lahir Kembali semakin berarti'.
Perayaan ini dimulai dengan misa kudus lalu dilanjutkan dengan ramah tamah di pelataran Gereja Katolik Tiga Raja, Rabu, (26/06/2024).
WKRI berdiri pada tahun 1924 atas inisiatif seorang wanita bangsawan Yogyakarta yang juga tokoh intelektual wanita saat itu. Tergerak oleh keinginan luhur yang didasari oleh cinta kasih sebagai perwujudan iman katolik, Raden Ajeng Maria Soelastri Soejadi Sasraningrat Darmaseputra.
Ia mendirikan perkumpulan ibu-ibu Katolik Pribumi. Keinginan beliau saat itu mendapat dukungan dari Pastor Van Driesche, yang banyak memberikan masukan mengenai teknik berorganisasi, rekruitmen anggota dan pengembangan misi perkumpulan dengan mengajak para pengurus melihat kebutuhan umat Gereja, terutama kebutuhan kaum wanita katolik.
Misi utama perkumpulan ini adalah meningkatkan kemampuan wanita dari segi intelektual dengan mengajarkan membaca dan menulis serta menyediakan bahan bacaan yang semakin membuka wawasan pengetahuan wanita saat itu.
Hari ini tepat satu abad WKRI berdiri di Indonesia. Ketua Panitia, Yosepha Fransisca K Minipko mengatakan emansipasi harus terus diperjuangkan agar cita-cita keadilan bagi perempuan dapat dicapai.
"Pendidikan menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan. Apalagi di zaman teknologi sekarang ini, perempuan sudah seharusnya memanfaatkan sarana itu untuk berkarya khususnya pemuliaan martabat perempuan," ujar Yosepha.
Sementara Plt Bupati Mimika, Johannes Rettob mengatakan, wanita katolik harus komitmen supaya membuat peradaban sesuai perjuangan Soelastri dulu. Salah satunya dengan menjadi mitra pemerintah dalam membangun Kabupaten Mimika.
Ia mengingatkan, WKRI saling merangkul keberagaman. Menggabungkan semua kekuatan demi kemajuan bersama sesuai profesi masing-masing wanita katolik. Bukan hanya di gereja tetapi juga di lingkungan masyarakat.
"Saya percaya wanita katolik pasti bisa berkarya. Dimulai dari keluarga lalu ke masyarakat agar betul-betul tampil sebagai wanita dengan iman katolik membawa berkat di sekitarnya," pungkasnya. (Martha)