AMP Yogyakarta Diteror Ayam Mati dalam Kardus
Sabtu, 21 Juni 2025 - 10:39 WIT - Papua60Detik

Papua60detik – Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) di Yogyakarta mengaku telah mendapat teror berturut-turut sebanyak empat kali.
Paulus Tekege, Juru bicara AMP, mengaku dugaan teror yang didapatkan mahasiswa Papua di Yogyakarta, berupa paket berisi-berisi ayam mati yang busuk, sampah dan makanan, serta tulisan provokatif.
Rabu, 18 Juni 2025 sore, seorang Grab masuk ke halaman asrama Kamasan Yogyakarta. Ia membawa paket makanan dan minum serta berisi dua surat dengan pengirim yang tak jelas. Si Grab mengaku paket itu dari ketua asrama Kamasan buat dititip ke penghuni asrama bernama Paul. Paket tersebut ditaruh depan kamar pengirim tanpa dibuka.
Esok harinya, Kamis (19/6/2025), sekitar pukul 12.10 siang, masuk asrama Kamasan seorang grab membawa paket diisi dalam tas berwarna merah. Ketika ditanya, ia menyebut pengirimnya sama dengan pengirim sebelumnya. Barang tersebut ditaruh di tempat yang sama.
Pada pukul 13.00, datang lagi seorang grab membawa dua paket kardus dengan nama pengirim tak jelas. Paket itu ditujukan ke orang sama dengan dua paket sebelumnya.
“Tapi setelah diterima semua, kami kemudian konfirmasi ke pengirim yang dikasih tahu sema mas grab yakni ketua asrama, ternyata hal tersebut tidak benar. Dia sampaikan bahwa tidak pernah kirim atau pesan barang apapun," kata Paulus Tekege kepada Papua60detik malam Jumat, 20/6/2025.
Paket itu kemudian dibuka. Paket pertama berupa pesanan makanan dan minuman, serta berisi dua surat dalam amplop.
“Isi suratnya kata-kata provokasi, mereka mengatasnamakan surat dari anak-anak Papua yang tinggal di Asrama Kamasan kepada kawan Solidaritas Indonesia atau FRI-WP berinisial I," kata Paulus Tekege.
Paket kedua berupa tas merah. Setelah dibuka, di dalamnya terdapat kardus berisi ayam busuk yang sudah mati. Di depannya ditaruh kertas dengan tulisan provokasi singkat dan gambar FRI-WP.
Paket ketiga dan keempat diantar bersamaan. Satu kardus berisi kotoran ayam, sampah busuk dan paling atas ditaruh kertas dengan tulisan provokasi. Sedangkan satu kardus lainnya berisi mie instan yang sudah berbau. Di atasnya ditaruh kertas putih juga dengan tulisan provokasi.
"Mereka datang mengantar barang dengan motif yang sama, mengatasnamakan dengan pengirim yang tak jelas,” kata Paulus Tekege.
Hingga berita ini ditulis dan dipublikasikan, Asrama Kamasan belum mengonfirmasi kepada kepolisian setempat. Namun, semua paket yang diterima sudah didokumentasikan AMP . (Elias Douw)