Anggotanya Injak Kepala Warga, Danlanud Merauke Minta Maaf
Rabu, 28 Juli 2021 - 09:34 WIT - Papua60Detik

Papua60detik - Komandan Lanud JA Dimara Merauke, Kolonel Pnb Herdy Arief Budiyanto meminta maaf atas perbuatan dua anggotanya yang menginjak kepala seorang tuna wicara bernama Steven di Merauke.
Dalam konferensi pers di Merauke pada Selasa (27/7/2021) malam, Danlanud mengakui perbuatan Serda DH dan Prada RF yang dinilai berlebihan saat meringkus korban di depan Warung Bubur Ngapak, Jalan Raya Mandala, Senin (26/7/2021).
Peristiwa yang terekam kamera video berdurasi 1 menit 21 detik itu viral dan mendapat kecaman dari berbagai pihak.
"Kami memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas kejadian yang terjadi di Jalan Mandala depan warung penjual bubur. Saat itu, korban Steven diamankan dua anggota POM Lanud JA Dimara. Dalam pelaksanaannya, kami sangat menyesal karena anggota berlebihan. Kami memohon maaf," ujar Danlanud.
Ia mengatakan, saat ini Serda DH dan Prada RF sudah dikenai tindakan disiplin dan akan diproses sesuai ketentuan hukum.
Kedua pelaku juga dihadirkan saat konferensi pers. Mereka mengenakan baju tahanan dengan kondisi kepala sudah dibotak.
"Kami akan bertanggung jawab apabila ada cedera, luka dan kerugian lainnya. Kita akan obati dan merawat (korban). Sekali lagi kami mohon maaf. Ini kami jadikan evaluasi dalam pembinaan," ujar Herdy.
"Saat ini, yang baru diambil tindakan disiplin. Masih dalam proses hukum. Penyidikan dan evaluasi apa saja yang dilaksanan sehingga diputuskan nanti di peradilan militer," katanya.
Sembari terus menyampaikan permohonan maaf, Herdy menjelaskan kejadian tersebut berawal dari cekcok antara korban yang tuna wicara dengan penjual di warung bubur di Jalan Raya Mandala.
Serda DH dan Prada RF yang melintasi jalan itupun, lalu meringkus korban ke trotoar jalan depan warung. Selanjutnya korban dibaringkan dalam posisi tengkurap. Seorang memegangi dari atas dan seorang lagi menginjak kepala.
"Apapun yang terjadi kita sudah pastikan, tindakan yang dilakukan anggota berlebihan. Dengan kejadian ini, kami ingin tidak ada persepsi lain. Bahwa ini sudah diselesaikan dengan pihak keluarga," ujarnya menambahkan.
Wakil Bupati Merauke, Ridwan yang juga hadir dalam Konferensi pers itu meminta agar kejadian serupa tak terulang lagi. Ia meminta masalah ini diredam.
"Jangan menjadikan masalah ini bertambah besar ibarat ditambah bensin. Kita harus betul memahami masalah ini. Sekali lagi jangan sampai ada yang memanfaatkan situasi ini," katanya.
Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP), Theo Hesegem salah satu yang paling menyoroti kasus itu.
Ia bahkan telah menyurati Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto agar segera memproses hukum kedua pelaku.
"Kekerasan sangat menyakiti keluarga korban dan warga masyarakat Papua pada umumnya, karena dilihat dari kondisi kornan sangat tidak normal, namun diperlakukan tidak manusiawi. Tindakan kekerasan yang dimaksud adalah tindakan yang sangat tidak manusiawi dan tindakan yang tidak terdidik dan tidak profesional," tulis Theo di suratnya.
Atas sikap arogan dan sewenang-wenang itu, Theo merekomendasikan kedua anggota tersebut segera diproses sesuai hukum yang berlaku di peradilan militer di Papua. Bukan di luar Papua.
"Untuk itu saya minta segera diberhentikan dan dipecat tanpa hormat," tuntutnya. (Salmawati Bakri)