Diisukan Bakal Digusur, Wakasek SLB: Akan Dikemanakan Anak-Anak Kami

- Papua60Detik

SLB Negeri Mimika.  Foto: Anti Patabang/Papua60detik
SLB Negeri Mimika. Foto: Anti Patabang/Papua60detik

Papua60detik - Nasib Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Mimika ada di tangan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten. Isu penggusuran sudah mulai beredar. Bahkan para guru sudah diminta untuk siap-siap oleh perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Papua saat berkunjung, Kamis (23/9/2021) kemarin.

Mendengar kata siap-siap itu, para guru langsung berinisiatif  membereskan barang-barang sekolah. Terlihat pada, Jumat (24/9/2021) kursi-kursi sudah dikeluarkan dari ruang kelas dan juga barang-barang lainnya.

Wakil Kepala SLB, Murni Mangero mengatakan sangat terkejut mendengar apa yang disampaikan perwakilan Disdik Provinsi, karena menurutnya sangat mendesak.

“Memang secara langsung mereka tidak bilang kalau kita harus pindah, mungkin mereka juga tidak tega. Tapi sebelum mereka datang, malamnya pak Kepsek sudah kasih tahu kami kalau pihak Disdik Provinsi akan datang, katanya kita mau dipindahkan,” jelas Murni.

Sambil menangis ia mengatakan keputusan ini membuat mereka kaget. Tetapi, mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa. Mau tidak mau, suka tidak suka, mereka harus tunduk karena ini adalah keputusan pemerintah.

Ia mengatakan tidak tahu menahu mengapa mereka dipindahkan dan kenapa sekolah akan digusur. Namun memang sebelumnya dalam pertemuan Kepsek dengan Bappeda Mimika beberapa waktu yang lalu, isu kepindahan mereka memang sudah sempat dibahas. Namun kapan tepatnya, waktu itu tidak disampaikan.

“Makanya ini sangat membuat kami kaget. Kaget kok kanapa baru sekarang dikasih tahu, kenapa tidak sebelum-sebelumnya. Mungkin dua tiga bulan kah disampaikan kepada guru-guru bila akan dipindahkan. Pasti secara mental kami sudah siap karena sudah disampaikan sebelumnya. Tapi kemarin itu kami betul-betul kaget,” ungkapnya.

Keputusan ini membuat mereka dilema, karena tidak dikasih tahu kemana mereka akan dipindahkan. Bahkan ia tidak tahu apakah nantinya tempat yang akan mereka tempati bisa membuat siswa SLB nyaman atau tidak.

“Yang membuat kami tidak siap adalah mau dikemanankan anak kami yang sebanyak itu. Kami sudah nyaman di sini baru mau Dikemanakan anak kami. Ini bukan anak normal. Mereka berkebutuhan khusus yang betul-betul butuh perhatian khusus,” katanya.

Anak-anak berkebutuhan khusus seyogyanya membutuhkan tempat yang nyaman dan aman. Hal ini kata Murni harus menjadi priorotas utama.

Ia berharap pemerintah bisa memberikan perhatian kepada sekolah yang memiliki 98 siswa ini karena menurutnya selama ini mereka seperti dianaktirikan. Tidak pernah dikunjungi.

“Cuma bersyukur bulan Juli kemarin Wakil Bupati datang melihat anak kami ikut ujian nasional,” tutupnya.  (Anti Patabang)




Bagikan :