Dilema Rumah Makan di Tengah Melambungnya Harga Beras

- Papua60Detik

Rumah makan Padang bernama "Sepakat" yang beralamat di Jalan Yos Sudarso, Timika Papua. Foto: Martha/ Papua60detik
Rumah makan Padang bernama "Sepakat" yang beralamat di Jalan Yos Sudarso, Timika Papua. Foto: Martha/ Papua60detik

Papua60detik - Kenaikan harga beras saat ini dipastikan berdampak luas. Salah satu yang kena dampaknya adalah para pengusaha atau pemilik rumah makan.

Pemilik rumah makan Padang Minang yang beralamat di Jalan Budi Utomo, Solikhin, mengaku kenaikan harga beras sekarang sudah terasa.

Situasi seperti sekarang tentu membuat para pengusaha kuliner menghadapi dilema. Mengutamakan kepuasan pelanggan atau mempertahankan margin keuntungan.

Solikhin memilih memprioritaskan kepuasan pelanggan 

"Memang kalau harga beras naik terus-menerus, kita akan rugi. Tapi, serba salah juga, kalau kita ganti beras dan rasanya pasti beda, takutnya pelanggan akan lari," ujarnya, Senin (26/02/2024).

Dilema serupa juga dirasakan pemilik usaha Rumah Makan Padang Sepakat, Jasman. 

Biasanya untuk kebutuhan rumah makan, ia menggunakan beras bulir emas atau beras pandan. Namun, jika harga beras mengalami kenaikan hingga lebaran, kemungkinan ia akan mengganti dengan beras yang harganya lebih murah.

"Untuk sekarang ini, kita belum ingin mengganti beras. Tapi, ke depannya kalau misalnya ngga turun-turun kemungkinan itu ada dengan risiko pelanggan yang .... belum tahu bagaimana nanti," keluhnya. 

Siasat lain rumah makan yaitu, menanak nasi tepat sesuai kebutuhan. Jangan sampai ada yang tersisa.

Pemilik rumah makan juga mesti pintar-pintar berbelanja kebutuhan lain seperti cabe, daging, minyak, atau sembako lainnya. Berhemat di kebutuhan lain bisa menutupi naiknya harga beras.

"Walaupun harga beras naik, ya, untuk sembako yang lain (minyak, bahan bakar) jangan sampai naik juga, kalau bisa dibuat lebih murah," harap Jasman. (Martha)




Bagikan :