IPMAMI Surabaya Angkat Bicara Soal Operasi Keamanan di Distrik Jila
Papua60detik - Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Mimika (IPMAMI) Surabaya merespon operasi pasukan TNI di Distrik Jila, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Ketua IPMAMI Surabaya Talinus Riki Rikardo Elas dalam keterangan tertulis, Jumat (14/11/2025) menegaskan bahwa peristiwa penembakan yang dilakukan oleh oknum personel TNI pada tanggal 31 Oktober 2025 di Kampung Pilig Ogom telah meresahkan, memperdalam luka sejarah konflik dan ketidakadilan yang dialami masyarakat Papua.
Akibat insiden itu, masyarakat setempat terpaksa mengungsi ke ibu kota Distrik Jila demi mencari perlindungan Katanya, itu audah jad pola berulang dalam sejarah interaksi antara masyarakat sipil Papua dan aparat keamanan.
Sebagai mahasiswa yang memiliki tanggung jawab moral dan kepedulian terhadap tanah kelahiran, IPMAMI merasa terpanggil untuk menyuarakan keprihatinan mendalam atas situasi di wilayah tersebut.
Oleh karena itu, IPMAMI menuntut penarikan aparat keamanan dari Distrik Jila. Kehadiran aparat yang berlebihan, menutut IPMAMI, alih-alih memberikan rasa aman, justru memperburuk situasi dan memperdalam luka sejarah.
IPMAMI Surabaya juga menuntut Pemkab Mimika bertanggung jawab penuh atas situasi yang terjadi. Katanya, masyarakat sipil berhak atas jaminan perlindungan penuh sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28G ayat (1)
"Perlindungan ini harus diberikan dengan mempertimbangkan kerentanan masyarakat Papua akibat sejarah konflik dan diskriminasi," katanya.
Ia berharap suara IPMAMI didengar dan dipertimbangkan oleh semua pihak terkait demi terciptanya keadilan, keamanan, dan kedamaian yang berkelanjutan di Distrik Jila, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, dengan menghormati sejarah dan budaya Papua.
Sebelumnya, Komandan Kodim 1710/Mimika Letkol Slamet Wijaya menyebut situasi di Distrik Jila masih rawan terkendali pasca operasi yang dilakukan oleh satuan tugas TNI pada 31 Oktober 2025.
Ia mengaku menerima laporan bahwa masih ada warga yang mengungsi. Namun sudah diimbau untuk kembali ke kampung masing-masing. Terkait tuntutan masyarakat menarik pasukan dari Jila, ia bilang keberadaan pasukan justru untuk membuat Jila aman
"Yang jelas kami dalam melakukan penindakan itu betul-betul memperhatikan semua faktor termasuk masyarakat sendiri. Kami tidak ada keinginan untuk menyakiti masyarakat, justru malah kami melindungi mereka," katanya. (Eka)