Karya Para Peserta Musabaqah Khattil Qur’an MTQ Tahun ini Meningkat

- Papua60Detik

Peserta Khattil Qur’an sedang mengerjakan karyanya, foto; Istimewa
Peserta Khattil Qur’an sedang mengerjakan karyanya, foto; Istimewa

Papua60detik - Ketua Majelis Dewan Hakim Musabaqah Khattil Qur’an, Hamzah, menyebut pada ajang MusabaqahTilawatil Quran (MTQ) XXX tingkat Provinsi se-Tanah Papua, terlihat peningkatan dalam kualitas karya peserta. 

Seperti kualitas di naskah, mushaf, kontemporer, dan dekorasi yang sangat halus. Hamzah juga menyebutkan bahwa tahun ini partisipasi meningkat pesat. Tahun lalu tidak sampai 20 peserta untuk 4 kategori. Semua golongan punya standar-standar bagus dari berbagai kabupaten dan kota.

Optimisme juga disampaikan Hamzah terkait peluang di kejuaraan nasional.  Meskipun memang persaingannya ketat karena di sana ada pondok pesantren kaligrafi. 

"Selama ini, sehebat apapun anak-anak kita, kalau belum bersaing di pesantren-pesantren kaligrafi, agak sulit. Tapi dua tahun yang lalu, kita punya peserta dekorasi putra masuk urutan ke-17 kalau nggak salah," tambahnya. 

Hamzah menjelaskan bahwa di Jawa ada pesantren kaligrafi. Termasuk tujuh macam tulisan Al-Qur’an yaitu Naskhi, Tsuluts, Diwani, Jali Diwani, Riq'ah, Kufi, dan Farisi. 

"Empat kategori ini semua diajarkan di situ dan setiap hari, siang dan malam. Mereka bekerja dengan ilmu-ilmu lainnya. Namun, spesialisasinya di khattil Qur’an," ujarnya.

Hamzah juga mengakui bahwa pembinaan di Papua masih kurang. Di pondok-pondok dan madrasah-madrasah, banyak bakat seni tapi kurang pembinaan. Idealnya, masing-masing LPTQ kabupaten/kota ada kegiatan pembinaan dari semua cabang. 

"Bagus sekali kalau ada LPTQ kecamatan yang membina di tingkat kecamatan masing-masing, nanti akan muncul ahli kaligrafi baru," harapnya.

Ia menambahkan bahwa banyak anak-anak di Papua yang punya jiwa seni yang tinggi, terutama seni lukis. Seperti di Keerom, mereka memainkan cat, membuat sketsa. 

Dari segi potensi, Hamzah optimis Papua sebenarnya memiliki potensi yang cukup bagus. Hanya pembinaannya yang sangat kurang. Kaligrafi juga baru pertama kali diperlombakan di Papua waktu di Sentani.

"Alhamdulillah sekarang ini telah masuk dalam salah satu cabang yang diperlombakan, bahkan di Papua muncul bakat-bakat baru," pungkasnya.

Pelaksanaan Musabaqah Khattil Quran sebagai salah satu cabang lomba pada ajang MusabaqahTilawatil Quran (MTQ) XXX tingkat Provinsi se-Tanah Papua telah sukses dilaksanakan. Yang diikuti oleh 24 peserta, baik peserta lama maupun baru. Setelah itu, penilaian dilakukan hingga malam hari.

Hamzah menjelaskan bahwa tahun ini tidak ada final untuk Khattil Quran karena masing-masing golongan, hanya diikuti oleh 3 peserta putra dan 3 peserta putri. 

"Khattil Quran ini ada 4 golongan: naskah dengan 6 peserta putra-putri, dekorasi dengan 6 peserta putra-putri, mushaf dengan 6 peserta, dan kontemporer dengan 6 peserta. Totalnya 24 peserta. Akhirnya kami tidak melaksanakan final, kami langsung menilai," pungkasnya. (Martha)




Bagikan :