Komisi II DPRK Mimika Dorong Produksi Pakan Ternak Lokal, Tekan Harga Daging dan Bibit Babi
Jumat, 12 September 2025 - 16:57 WIT - Papua60Detik

Papua60detik – Komisi II DPRK Mimika mendorong produksi pakan ternak secara mandiri tanpa harus bergantung pasokan dari luar Timika.
Hal itu mengemuka dalam Hearing Tahap II bersama Dinas Pertanian, Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPPTPH) serta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Mimika, Kamis (11/9/2025).
Ketua Komisi II, Dolfin Beanal, menegaskan pentingnya sinergi antar-OPD agar program yang dijalankan tidak tumpang tindih.
“Kita ingin berkolaborasi antara legislatif dan OPD teknis guna membahas dan memperjuangkan usulan program yang sama. Selama ini terkesan ada tumpang tindih, beda OPD tapi programnya sama. Kenapa tidak disatukan saja agar benar-benar bermanfaat,” tegas Dolfin.
Ia mencontohkan, program Dinas Peternakan dan Pertanian bisa diarahkan menghasilkan produk yang nyata, seperti pakan ternak, sehingga dapat menekan harga daging maupun bibit babi di Mimika.
“Kita berharap tahun pertama ini Komisi II bisa menghasilkan karya nyata bagi masyarakat. Salah satunya bagaimana kita bisa memproduksi pakan ternak babi sendiri dengan harga terjangkau, agar harga daging dan bibit di pasaran tidak melambung tinggi,” ujarnya Wakil Ketua Komisi II, Mariunus Tandiseno.
Sekretaris Komisi II, Adrian Andhika Thie, menambahkan kemandirian produksi pakan ternak menjadi solusi untuk menekan biaya usaha peternak.
“Selama ini OPD seolah jalan sendiri-sendiri. Kami berharap ada bukti nyata, apalagi anggaran daerah cukup memadai. Jika pakan bisa diproduksi sendiri, otomatis harga daging, termasuk ayam potong, juga lebih terjangkau,” tegas Adrian.
Sementara itu, Kadis DPPTPH Mimika, Alice Wanma, menyampaikan apresiasi atas dorongan DPRK untuk mendukung program pertanian yang bisa menjadi bahan baku pakan ternak, seperti jagung.
Kadis Peternakan, drh Sabelina Fitriani, menuturkan pihaknya pernah mengusulkan program serupa bahkan sempat melakukan studi banding. Namun keterbatasan anggaran dan mahalnya bahan baku membuat program tersebut belum berjalan optimal.
“Sebenarnya kami sudah pernah ingin mencoba karena sudah ada alat untuk membuat pakan. Hanya saja bahan bakunya mahal dan sulit didapat. Prinsipnya kami mendukung dan akan mengusulkan kembali termasuk anggarannya, dengan harapan Komisi II bisa mendorong dari sisi anggaran,” jelasnya.
Ia menyebut harga daging babi di Timika kini mulai turun, dari Rp250 ribu menjadi Rp180 ribu per kilogram. Harga bibit babi pun berangsur turun, dari Rp15 juta kini di kisaran Rp8–9 juta per ekor.
Ke depan, OPD teknis bersama Komisi II DPRK Mimika akan berkoordinasi untuk merancang studi banding terkait rencana produksi pakan ternak lokal. (Faris)