Paulinus Yarok, Peternak Asli Papua Beromzet Miliaran
Rabu, 19 Juni 2019 - 01:11 WIT - Papua60Detik

Papua60Detik.id - Tidak ada kesuksesan tanpa doa. Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras dan keringat. Tidak ada kesuksesan tanpa jatuh bangun, suka duka dan air mata. Kesuksesan adalah gabungan dari doa, keringat dan air mata.
Sukses tak datang secara instan, tapi lahir dari sebuah proses yang panjang. Banyak orang lebih melihat saat ini, namun lupa menanyakan setiap proses yang telah dilalui oleh untuk mencapai kesuksesan.
Sore itu Paulinus Yarok salah seorang peternak ayam petelur Orang Papua Asli (OAP) yang sudah sukses menerima jurnalis Papua60detik.id di lokasi peternakan ayam petelur miliknya di Kelurahan Kamoro Jaya Distrik Wania Sabtu(30/5/2019).
" Kita bisa masuk cek-cek di dalam kandang sambil ngobrol santai, tapi maaf kandangnya agak bau," ajak Paulinus sembari mengajak melihat peternakan ayam petelur miliknya.
Awal tahun 2015 dirinya mulai merintis usaha peternakan ayam petelur. Keberanian dan tekad kuat menjadi modal utama dalam dirinya untuk memulai usaha peternakan ayam petelur. Padahal ia tidak memiliki latar belakang pendidikan peternakan.
"Awalnya saya beternak babi selama 10 tahun tapi karena beternak babi itu sedikit rumit maka saya beralih ke peternakan ayam," kata Paulinus.
Saat memutuskan beternak ayam dirinya sedikit dilematis karena saat itu masih bekerja di salah satu perusahaan ternama dengan penghasilan bulanan besar. Namun berada di zona nyaman justru tak membuat dirinya nyaman.
Paulinus sangat menyadari bahwa untuk membangun sebuah usaha yang sukses dibutuhkan totalitas kerja dan fokus kerja maka dia harus berani membuat pilihan. Laki laki kelahiran Merauke Provinsi Papua yang menempuh pendidikan terakhir STM ini akhirnya memilih pensiun dini dari perusahaan tersebut lalu mulai membangun usahanya.
"Modal awal saya membangun kandang dan membeli bibit itu Rp109 juta. Kandang yang saya bangun itu dengan kapasitas menampung 1200 ekor," kata Paulinus.
Paulinus Yarok Foto, Marsel Balawanga
Setelah kandang dibangun dan bibit ayam didatangkan tantangan yang muncul adalah cara merawatnya. Paulinus sadar betul, dirinya tidak memiliki pengalaman dalam mengurus ayam petelur namun hal tersebut tidak membuatnya menyerah.
Keberaniaanya membangun komunikasi dan belajar dengan para peternak ayam non Papua yang lebih duluan merintis usaha peternakan ayam petelur-pun ia lakukan.
Paulinus juga rajin berkonsultasi dengan dokter hewan dan Dinas Peternakan Kabupaten Mimika tentang usahanya. Bahkan dirinya belajar secara outodidak dengan membaca artikel artikel tentang beternak ayam petelur di mesin pencarian Google.
"Saya sudah dikasih tahu risikonya tapi kita tidak boleh mundur kita harus maju. Waktu itu mati 58 ekor saja saya sudah takut. Saya baca di Google dan saya komunikasi di Peternakan dan mereka bilang itu bukan gagal karena dari 1200 mati 58 ekor," cerita Paulinus.
Perlahan tapi pasti, usaha yang dibangun tersebut terus berkembang. Setelah berhasil membangun kandang dengan kapasitas 1200 ekor dirinya semakin percaya diri dan kembali lagi membangun kandang dengan kapasitas yang lebih besar lagi yakni 2200 ekor.
"Sekarang ini populasi ayam petelur yang ada di kandang saya sebanyak 3400 ayam petelur," kata Paulinus.
Kini usahanya berkembang sangat cepat berakat kerja keras dan ketekunan. Ia sangat percaya bahwa setiap kerja keras yang sungguh-sungguh pasti akan membuahkan hasil dan saat ini dirinya sedang menikmati buah dari kerja keras yang telah dicapainya. Peternakan ayam yang telah dibangun telah mengantarkan dia ke gerbang kesuksesan dengan omzet miliaran rupiah dalam satu tahun.
"Produksi sehari itu 90 rak, jual 52 ribu sampai 53 ribu satu rak. Jadi dalam sehari dapat 4 juta lebih. Kalau satu bulan itu 143 juta. Laba bersih setelah di potong 47 juta. Biaya operasionalnya itu lebih besar sekitar 90 jutaan sebulan. Jadi dalam satu tahun omzet saya bisa satu miliar secara keseluruhan," kata Paulinus.
Apa yang didapatnya saat ini tentunya melewati kerikil-kerikil tajam dan suka duka usaha tapi hal tersebut bukanlah melemahkannya tatapi menjadi cambuk semangat baginya untuk terus maju dan tetap optimis membangun usahanya.
" Ekstra sabar memelihara ayam. Banyak suka dukanya dalam memelihara ayam kalau saya cerita tidak akan ada habisnya," kata Paulinus.
Paulinus tidak mau apa yang saat ini diraihnya hanya untuk dirinya saja. Ia mengajak kepada anak anak muda Papua untuk mulai berani untuk membangun usaha dengan menginvestasikan uangnya ke hal-hal positif dengan membangun usaha apa saja sejak dini.
Baginya sukses adalah milik setiap orang yang mau berusaha. Anak anak muda harus optimis melihat masa depan dengan berani membangun usaha agar semakin banyak pengusaha muda asli Papua yang tumbuh dan berkembang di tanah Papua dan menjadi tuan diatas negerinya sendiri.
Ia mememberikan apresiasi kepada pemerintah daerah Kabupaten Mimika melalui Dinas Peternakan Kabupaten Mimika yang selalu membuat kebijakan pro terhadap pengusaha ayam petelur lokal dengan menghentikan seluruh pasokan ayam petelur dari luar Timika.
"Dukungan dari pemerintah yang nyata adalah menghentikan pasokan telur dari luar masuk ke Timika dan ini adalah hal yang luar biasa dan kami mengapresiasi hal tersebut," kata Paulinus. (Marsel Balawanga)