Pengukuhan Kepala Kampung Mendadak Ditunda, Begini Kata Pj Sekda
133 Kepala Kampung se-Kabupaten Mimika ikut sosialisasi usai pengukuhan  mereka ditunda. Martha/ Papua60detik
133 Kepala Kampung se-Kabupaten Mimika ikut sosialisasi usai pengukuhan mereka ditunda. Martha/ Papua60detik

Papua60detik - 133 kepala kampung se-Kabupaten Mimika menghadiri pengukuhan dan penyerahan surat keputusan tentang perpanjangan masa jabatan kepala kampung dan badan permusyawaratan kampung, di Horison Ultima, Kamis (06/11/2025). 

Acara tersebut sempat ricuh ketika Pj Sekda Mimika, Abraham Kateyau menyatakan pengukuhan ditunda alias diundur beberapa minggu ke depan. 

Abraham menjelaskan, pengunduran terjadi karena evaluasi administrasi yang harus dilengkapi. Hal itu sesuai instruksi Bupati agar tidak ada kekurangan saat pengukuhan. Ia memastikan pengukuhan akan tetap dilakukan sebelum akhir tahun. 

"Pengukuhan tetap ada tahun ini karena itu perintah undang-undang. Jadi sebelum Desember kita sudah harus dikukuhkan. Yang harus mengukuhkan itu Bapak Bupati dan Wakil. Saya tidak bisa, saya hanya mempersiapkan SK, administrasi, itu saja urusan saya," ujar Abraham. 

Dengan ditundanya pengukuhan ini, maka kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi Undang-Undang nomor 3 tahun 2024 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa. 

Abraham mengatakan, pemerintah akan menyediakan biaya akomodasi yang dikeluarkan oleh para kepala kampung yang datang ke tempat pengukuhan.

Menanggapi pengunduran pengukuhan ini, Kepala Kampung Mawokauw Jaya, Edyson Rafra mewakili teman-temannya menyampaikan rasa kecewanya. Katanya, seminggu sebelumnya, para kepala kampung sudah mendapat pemberitahuan terkait pengukuhan ini. 

Sebagian, khususnya dari wilayah pedalaman bahkan datang ke Kota Timika dengan rombongan keluarga dan warganya.

Ia berharap, ke depan tidak terjadi lagi kesalahpahaman antara penyelenggara dengan kepala daerah soal jadwal pengukuhan.

"Yang kita sesali kenapa kegiatan ini tidak diinformasikan dari jauh-jauh hari. Ini pasti ada kepala kampung seperti di Kwamki Lama lama, Utikini ada masyarakatnya yang tunggu. Kadang ada yang sudah bakar batu. Ada juga yang sudah ada persiapan membuat syukuran di rumah atau di kantor kampung. Sementara ini gagal," pungkasnya. (Martha)