Politik Uang dan Cara Pandang Warga Timika

- Papua60Detik

Ilustrasi politik uang
Ilustrasi politik uang

Papua60detik - Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tinggal menghitung hari. Di Timika, euforia rakyat belum lagi terlihat. Padahal Pemilu selalu diasosiasikan sebagai pesta rakyat. 

Yang tampak, baliho membanjiri setiap sudut kota dan jalanan di Timika. Gagasan dan ide Caleg masih menjadi pertanyaan. 

Warga Timika Indah, Bilarmino Boby mengaku belum memastikan akan menggunakan hak suaranya. Ia tidak atau belum banyak tahu latar belakang, karakter dan sosok calon yang maju di legislatif.

"Untuk calon saya belum tahu, dan nanti saya akan pilih siapa juga ya belum tahu," ujarnya, Rabu (24/1/2024).

Idealnya tentu saja, warga memilih  berdasarkan latar belakang, karakter dan gagasan si calon. Karena hal ini minim dalam politik hari-hari ini, politisi tak bakal kehabisan akal berebut suara warga. Nah, pada situasi ini, politik uang atau kerennya disebut serangan fajar patut diduga sangat mungkin terjadi.

Bagi Bilarmino, jika politisi menggunakan politik uang, dia tak segan menerima uangnya. Tapi soal pilihan, tetap hati yang tentukan. 

"Kan mereka kasih, ya kita ambil, rezeki, tapi kalau soal pilihan ya itu nanti dulu, masing-masing punya jago dan sesuai isi hati," katanya lugas. 

Sapri menyampaikan kelugasan serupa. Ia seorang tukang ojek di Timika. Paling ia tunggu kampanye akbar partai politik dengan para Calegnya. 

"Seperti 2019 lalu, di mana ada kampanye saya ada di tengah-tengah mereka, lumayan dapat kaos dapat uang. Kalau mau pilih siapa nanti itu soal hati," jelasnya. 

Warga Kelurahan Pasar Sentral, Rosdi punya pandangan sendiri. Ia beri saran, kalau kampanye langsung saja bagikan bantuan atau uang. Prinsipnya, Politisi itu harus berani keluar uang jika mau dapat suara. 

"Kemarin ada yang datang ke sini, dia bicara banyak soal janji yang akan dikerjakan nanti setelah jadi, tapi saya bilang kalau mau dapat suara, langsung saja kasih uang dan bantuan, pasti akan dipilih, bukan hanya janji," tegas Rosdi. 

Rinawati lain lagi. Caleg yang bakal dipilihnya tergantung dari Capres-Cawapres yang dijagokannya. Ia bakal memilih di antara Caleg dari partai pengusung Capres-Cawapres jagoannya. 

"Saya lihat kalau dia maju dari partai yang mengusung calon presiden yang saya dukung, saya akan coblos dia," katanya.

Mama Erlin yang sehari-hari jualan pinang malah mengaku tidak terlalu ambil pusing dengan Pemilu. Bagi dia, yang penting bisa tetap jualan dan cari nafkah. 

Meski begitu, ia tetap menaruh harapan. Ia berharap para pemimpin dan wakil rakyat yang terpilih mengayomi dan mau mendengar keluh kesah rakyatnya. 

"Mudah-mudahan, siapapun yang terpilih dia harus pro rakyat, jangan hanya mentang-mentang modal awal untuk maju besar setelah jadi lalu balas dendam dan kembali kumpulkan kekayaan untuk pribadi. Tidak boleh. Harus utamakan rakyat," katanya. (Eka)




Bagikan :