Sudah Desember, Realisasi Pekerjaan Fisik Dinas PUPR Baru 15 Persen
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Mimika, Innosensius Yoga Pribadi, foto: Martha/Papua60detik
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Mimika, Innosensius Yoga Pribadi, foto: Martha/Papua60detik

Papua60detik - Sudah masuk Desember, realisasi pekerjaan fisik  di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Mimika baru mencapai 15 persen. Sementara serapan keuangan berada di angka 18 persen.

Plt Kepala Dinas PUPR, Innosensius Yoga Pribadi beralasan, rendahnya capaian ini disebabkan oleh beberapa kendala, terutama faktor cuaca. Katanya, banyak proyek dikerjakan di daerah pedalaman yang sulit dijangkau, sehingga butuh waktu lebih lama.

Yoga menyebutkan bahwa pencairan anggaran baru bisa dilakukan setelah pekerjaan melalui tahap Provisional Hand Over (PHO). Namun, saat ini jumlah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) terbatas, sehingga mereka harus berkeliling ke berbagai lokasi untuk memastikan pekerjaan benar-benar selesai sebelum menandatangani berita acara PHO.

“Fisik ini kan tidak bisa dikarang-karang realisasinya. Harus betul-betul di lapangan selesai dulu. Dan kita tahu bersama bahwa kemarin pekerjaan fisik PU semua molor karena kendala internal, jadi proses itu yang membuat pekerja lambat,” ujarnya saat diwawancarai, Kamis (04/12/2025).

Selain faktor cuaca, banyak pekerjaan baru mulai berjalan pada awal November dan sebagian besar tidak diberikan uang muka demi menghindari risiko pekerjaan tidak selesai tepat waktu. Hal itu berimbas pada rendahnya serapan anggaran. 

“Kalau pakai uang muka pasti penyerapan tinggi, tapi teman-teman PPK tidak mau ambil risiko dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya, jadi mereka memilih ambil termin langsung,” tambahnya.

Ia menjelaskan, beberapa proyek fisik terpaksa dipending karena keterbatasan waktu dan hambatan mobilisasi material. Di antaranya pembangunan gedung kantor PUPR dan Kantor Imigrasi, pembangunan jembatan di wilayah pegunungan, Jita, dan jembatan penghubung di Timika Pantai. Pengiriman material dari luar daerah dinilai tidak memungkinkan karena waktu yang sudah terlalu mepet. 

“Dari sisi kami, sebenarnya rugi karena dana sudah ada untuk dibangun, tapi waktunya tidak terkejar. Misalnya anggaran Rp100 miliar, yang terserap hanya sekitar Rp40 miliar," kata Yoga.

Meski demikian, PUPR menargetkan serapan anggaran bisa mencapai 80 persen pada akhir Desember. Saat ini setiap bidang sedang mempercepat proses PHO. (Martha)