Papua60detik – PT TRIATRA, anak perusahaan dari ASTRA Internasional meluncurkan Patria Welding School di Timika. Program pelatihan ini pertama kali diperkenalkan melalui kegiatan sosialisasi di SMKS Harapan Timika Selasa (28/1/2025).

Patria Welding School menjadi pusat pelatihan pengelasan pertama di Timika dan se-Indonesia yang digagas oleh PT TRIATRA. Tujuannya meningkatkan kompetensi tenaga kerja di bidang pengelasan sesuai dengan standar internasional.

Kepala SMKS Harapan, Sam Gobay, mengapresiasi inisiatif ini dan berharap  program tersebut mampu memberikan manfaat besar bagi generasi muda.

"Kami berharap melalui sekolah pengelasan ini anak-anak bisa bersaing dalam dunia pekerjaan. Saya juga meminta kepada anak-anak untuk menjaga sikap saat nanti mengikuti sekolah las ini," ujarnya.

Site Manager Patria Grup, Ugik Praseno, menjelaskan peluncuran ini merupakan bagian dari komitmen PT ASTRA dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, khususnya di Papua.

"Dengan tanggung jawab tersebut, kami membuka sekolah khusus pengelasan yang pertama kalinya di Indonesia, dan kita mulai dari Timika. Selanjutnya, kami akan membuka sekolah serupa di wilayah operasional lainnya," terangnya.

Ia menambahkan, pelatihan ini dirancang untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja bersertifikat di bidang pengelasan.

 "Program ini fokus pada anak-anak asli Papua. Untuk tahap awal, kami akan membuka kelas untuk 10 orang. Namun, jika antusiasme masyarakat tinggi, jumlah peserta akan ditambah," jelas Ugik.

Teknikal Instructor, Joko Susanto, memaparkan bahwa pendaftaran dibuka secara umum mulai 27 Januari hingga 15 Februari. Kriteria pendaftaran mencakup lulusan SMA (IPA) atau SMK (Teknik Pengelasan, Teknik Mesin), tidak berkacamata, tidak buta warna parsial maupun total, prioritas untuk 7 Suku Papua, usia minimal 22 tahun, serta lulus seleksi administratif, psikotes, wawancara, dan MCU. Pendaftaran dilakukan secara online melalui tautan https://bit.ly/patriaweldingschool. 

"Setelah lulus seleksi, peserta akan mengikuti pembinaan mental dan sikap (Bintalsik) selama 2 minggu oleh TNI, dilanjutkan dengan pelatihan in class selama 1,5 bulan, dan On The Job Training (OJT) selama 4,5 bulan," ungkap Joko.

Ia menambahkan, setelah menyelesaikan seluruh rangkaian pelatihan, peserta akan menerima sertifikat kompetensi pengelasan yang diakui. (Faris)