Cerita Kanjeng Mami Jadi Pengusaha Cakbor Sukses di Timika
Selasa, 13 April 2021 - 02:58 WIT Anti - Papua60Detik
Papua60detik - Pada suatu ketika hidup keluarga Esra Sinaga begitu sulit. Ia terlilit utang dan tak tahu lagi bagaimana cara melunasinya.
Saat itu pendapatan suaminya sudah tidak seperti dulu lagi setelah diberhentikan dari pekerjaannya oleh salah satu perusahaan besar di Mimika pada tahun 2017.
Ditambah lagi, di awal masa pandemi, pemerintah berlakukan pembatasan aktivitas. Peruntungan mereka makin menipis saja.
Alih-alih makin terpuruk, masa pandemi justru jadi momen penting perkembangan usaha rintisan Esra. Ia dan keluarganya merintis bisnis pakaian bekas atau cakar bongkar (cakbor).
Kepada Papua60detik ia menceritakan, memulai usahanya di saat puncak masa pandemi, 28 Juni 2020 lalu.
Ia memulai usahanya dengan modal kepercayaan saja. Awalnya Esra hanya menjual cakbor pedagang lain. Tanpa DP sepeserpun, jadi ringan. Setelah laku semua, barulah ia membayar ke pedagang yang punya barang.
Di awal, ia dipandang sebela mata sama orang. Tapi dengan kepercayaan diri dan semangat, Esra pelan-pelan bisa melunasi utang-utangnya. Kini keluarganya tidak memiliki utang serupiah pun.
“Aku tadinya tidak dipandang orang, kalau saya pergi orang pandang aku dari atas ke bawah. Setelah aku jualan sendiri, mereka telpon aku, ambil barangku," katanya membanggakan diri sendiri saat ditemui, Senin (12/4/2021).
Kepercayaan dan semangat adalah dua modal immateril yang sampai saat ini terus ia pegang. Kepada kedua anaknya, ia menanamkan kepercayaan dan semangat yang sama.
“Intinya kalau kita minjam di orang harus percaya. Saya ajari banyak penjual cakbor juga. Saya perdana di timika yang jual live di Facebook. Dulu aku ambil di pasar baru jual,” tuturnya.
Atraktif berjualan live di akun Facebooknya, Ersa dapat julukan baru dari netizens, Kanjeng Mami . Punya julukan baru, ia makin dikenal, rezeki keluarganya makin moncer.
"Sekarang kalau saya jalan, orang sudah kenal saya, jadi panggil-panggil Kanjeng,” katanya.
Dalam sebulan ia bisa mendapat untung sekitar Rp30 juta. Seminggu yang laku bisa sampai empat karung besar. Moncer betul bukan!?
Selain melunasi utang, hasil berjualan cakbor juga kini sudah bisa ia gunakan untuk mendirikan lapak khusus di samping rumahnya. Ukurannya 4 kali 8 meter. Dan ia sudah punya karyawan sekarang.
Soal dagang, sebenarnya bukan hal baru bagi Ersa alias si Kanjeng Mami. Sebelum berjualan cakbor, ia pernah berjualan singkong, mie goreng. Sekali waktu ia jadi tukang urut.
“Resep usaha, walau banyak saingan, rezeki masing-masing Tuhan atur. Sebagai pebisnis perkuat kuda-kuda. Tuhan berkati itu sudah pasti, tapi mau gak kita kerja. Jangan malu apapun lakukan yang penting halal,” pesannya. (Anti Patabang)