Kapal Prima Navalink Sudah di Wakatobi, Perbaikan Kabel Laut Dimulai Awal September

- Papua60Detik

Lokasi Kapal Prima Navalink. Foto: Istimewa
Lokasi Kapal Prima Navalink. Foto: Istimewa
Papua60detik - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mengklaim sedang mempercepat pemulihan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi–Maluku–Papua Cable System (SMPCS) ruas Sorong–Merauke yang mengalami gangguan ganda (double shunt fault) di dua titik.

Telkom menargetkan penyelesaian tahap awal perbaikan (temporary recovery) selambat-lambatnya pada minggu pertama September 2025, sebelum dilanjutkan tahap perbaikan permanen (permanent recovery) guna memastikan kualitas layanan yang optimal.

SVP Group Sustainability and Corporate Communication Telkom, Ahmad Reza menjelaskan, kapal khusus perbaikan kabel sedang dalam perjalanan menuju titik gangguan.

“Saat ini kapal perbaikan khusus telah berada di perairan Wakatobi dan sedang menuju titik gangguan. Kami terus memantau progres perbaikan dan memastikan seluruh langkah percepatan dilakukan secara maksimal,” ujarnya, Jumat (22/8/2025).

Sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian kepada pelanggan, TelkomGroup telah menyiapkan sejumlah inisiatif, antara lain Posko Merah Putih di Kabupaten Merauke yang berlokasi di Komdigi, Kantor BPKD (area Kantor Gubernur) serta Mako Polres Merauke.

Adapun kompensasi bagi pelanggan terdampak, yakni Telkomsel: perpanjangan masa aktif kartu prabayar tanpa perlu isi ulang. Bantuan komunikasi berupa paket 1.000 SMS dengan biaya Rp 1,- yang dapat diakses melalui UMB 88820#, berlaku sekali klaim per hari selama masa gangguan. Setelah masa gangguan berakhir, pelanggan berhak menerima kompensasi kuota data sesuai ketentuan yang berlaku.

IndiHome: Potongan tagihan secara prorata sesuai durasi penurunan kualitas layanan. Pelanggan B2B: Kompensasi diberikan sesuai perjanjian layanan yang berlaku.

“Telkom memohon doa dan dukungan seluruh masyarakat agar proses perbaikan berjalan lancar. Komitmen kami adalah memastikan layanan komunikasi segera kembali normal, stabil, dan dapat mendukung aktivitas masyarakat di wilayah terdampak,” tutup Reza. (Jamal)




Bagikan :