Karantina Sebut Virus ASF Sudah Ada Vaksinnya, Hanya Belum Masuk Indonesia

- Papua60Detik

Karantina Papua Tengah coffee night dengan beberapa media Timika, Sabtu (21/12/2024). Foto; Martha/ Papua60detik
Karantina Papua Tengah coffee night dengan beberapa media Timika, Sabtu (21/12/2024). Foto; Martha/ Papua60detik

Papua60detik - Ketua Tim Karantina Hewan pada Karantina Papua Tengah, drh Ardhiana Nur Suryani menyebut kasus African Swine Fever (ASF) di Mimika sudah melandai. 

Namun, meskipun demikian masih perlu pengawasan termasuk menghindari kegiatan-kegiatan yang menimbulkan  bertambahnya jumlah babi terkena virus ASF. 

"Di Timika memang sudah melandai, artinya kematian tidak sesignifikan di bulan-bulan itu (Januari-Agustus). Sudah tidak banyak masyarakat atau peternak babi yang melapor terjadinya kematian pada ternaknya," kata Nur Suryani saat melakukan coffe night dengan beberapa media Timika, Sabtu (21/12/2024). 

Saat di Timika mulai menurun, Virus ASF saat ini sedang mewabah di Nabire. Wabah ini sudah menelan kematian sekitar 1.400 ekor babi dari total populasi babi 18.000 ekor. Dikhawatirkan virus ini juga akan sama seperti di Timika yang menelan hampir semua populasi babi.  

Kata Nur Suryani, ASF belum ada obatnya, hanya bisa dicegah dengan menggunakan vaksin. Sementara vaksin virus ASF di Indonesia belum ada. Ibarat kata, tinggal menunggu waktu saja babi-babi habis. Seperti yang terjadi di beberapa wilayah misalnya Sumatera Utara di mana hampir semua atau sekitar 200 ribuan babi mati dan sekarang wilayahnya sudah steril. 

"Dan memang dari beberapa fakta menyatakan lebih baik populasi itu habis saja supaya virusnya benar-benar nantinya steril," tambahnya.

Seperti Kabupaten Mimika, Nabire juga telah menerapkan lockdown dengan melakukan disinfeksi di bandara dan pelabuhan. Babi dan produknya tidak boleh masuk dan keluar dari wilayah tersebut. Sehingga nantinya benar-benar steril dan bisa untuk merepopulasi babi tanpa ASF. 

Kepala Karantina Papua Tengah, Ferdi, mengatakan masyarakat maupun peternak perlu melakukan 6 langkah untuk mencegah terulang lagi virus ASF di Mimika. Terutama bagi Masyarakat Nabire di mana saat ini wabah melanda. 

Yang pertama adalah melaporkan babi yang sakit dan mati ke Dinas Peternakan atau karantina agar kemudian dibantu dalam mengevakuasi babi tersebut. 

Kedua jika sudah dilaporkan, tetapi petugas tidak datang, maka babi yang mati atau sakit langsung dikubur saja dengan minimal kedalaman 3 meter.  Masyarakat juga tidak boleh membuang bangkai babi ke jalan maupun ke sungai. 

Ketiga, lakukan desinfeksi kandang. Peternak harus menyemprot kandang menggunakan cairan disinfektan.  

Keempat, jangan keluar masuk kandang dari kandang sakit ke kandang sehat. Si peternak harus memastikan dirinya bersih dan tidak membawa virus sebelum pergi ke kandang babi yang lain. 

Kelima, masyarakat tidak diperbolehkan mengirim babi atau produk babi ke luar daerah, atau mendatangkan babi dan produknya dari daerah luar. 

Keenam, masyarakat wajib melaporkan ke karantina apabila melihat seseorang membawa babi atau produknya di bandara mapun di pelabuhan. 

"Di masa wabah ini, tidak boleh ada babi yang keluar maupun yang masuk. Kita antisipasi penyakit ini agar tidak menyebar dan makin luas," pungkasnya. (Martha)




Bagikan :