Kasus Penganiyaan WNA di Tembagapura Berakhir dengan Restorative Justice
Senin, 28 Maret 2022 - 21:33 WIT Amma B - Papua60Detik

Papua60detik - Kasus penganiayaan yang dilakukan JW, seorang WNA asal Australia terhadap rekannya AG, WNA New Zealand di Tembagapura pada Sabtu (19/3/2022) kini berakhir.
Meski sebelumnya JW telah ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik, namun pihak korban mengajukan surat permohonan pencabutan Laporan Polisi (LP). Keduanya telah berdamai melalui proses Restorative Justice (RJ) atau keadilan restoratif.
Atas pengajuan tersebut, Kasat Reskrim Polres Mimika Iptu Bertu Haridyka Eka Anwar mengatakan bahwa pihaknya telah menerbitkan Surat Perintah Pemberhentian Penyidikan (SP3).
"Kita merujuk pada Perpol terkait dengan restorative justice. Kemudian juga tahapan-tahapannya kita laksanakan, memeriksa kembali korban atau pihak-pihak terkait," ujarnya saat ditemui di Kantor Pelayanan Polres Mimika, Jalan Cenderawasih, Senin (28/3/2022).
"Dari Pak Kapolres sendiri menyampaikan silakan dilaksanakan sesuai aturan yang berlaku," ujarnya menambahkan.
Pihak kepolisian pun telah memulangkan JW bersama barang-bwrang miliknya yang sebelumnya diamankan oleh penyidik, termasuk paspor.
"Kemungkinan langsung pulang ke Australia, lantaran telah dipecat dari PT Freeport Indonesia," imbuhnya. (Salmawati Bakri)