Pemprov Papua Tengah Luncurkan Program Sekolah Gratis SMA dan SMK di HUT ke-80 RI

- Papua60Detik

Gubernur Papua Tengah Meki Frits Nawipa memimpin upacara pengibaran bendera HUT ke-80 RI. foto: Elias Douw/ Papua60detik
Gubernur Papua Tengah Meki Frits Nawipa memimpin upacara pengibaran bendera HUT ke-80 RI. foto: Elias Douw/ Papua60detik

Papua60detik - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) meluncurkan program pendidikan sekolah Gratis bagi siswa SMA dan SMK, baik negeri maupun swasta.

Program ini merupakan implementasi kebijakan prioritas program utama Gubernur Meki Frits Nawipa dan Wakil Gubernur Deinas Geley untuk meningkatkan akses pendidikan menengah, mengurangi angka putus sekolah, serta meringankan beban biaya yang selama ini ditanggung orang tua siswa.

Total sebanyak 124 sekolah akan menerima manfaat program ini, terdiri dari 31 SMA Negeri, 40 SMA Swasta, 17 SMK Negeri, dan 36 SMK Swasta. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Papua Tengah, Nurhaidah Meki Nawipa, mengatakan program tersebut merupakan kebijakan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Tengah sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

"Dengan adanya sekolah gratis, tidak boleh ada lagi anak Papua Tengah yang berhenti sekolah karena biaya. Semua anak harus mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan hingga tuntas," ungkap Nurhaidah Nawipa di Nabire, Minggu (17/8/2025).

Melalui program ini, komponen biaya yang selama ini dibebankan kepada orang tua siswa, seperti dana komite dan SPP, ditanggung pemerintah. Selain itu, gaji guru pada sekolah swasta serta honor guru di sekolah negeri juga dibiayai.

Selain berlaku umum, sekolah gratis ini diprioritaskan bagi siswa dari keluarga kurang mampu, anak korban konflik di wilayah Puncak, Puncak Jaya, dan Intan Jaya, anak yatim piatu, anak berkebutuhan khusus (ABK), serta siswa yang tinggal di daerah terpencil maupun berstatus asrama.

Pemprov Papua Tengah berharap, dengan program sekolah gratis, tidak ada lagi anak lulusan SMP yang berhenti di tengah jalan. Program ini diharapkan mendorong angka partisipasi sekolah semakin tinggi sekaligus menekan jumlah anak yang tidak melanjutkan pendidikan ke SMA atau SMK.

"Pendidikan adalah fondasi pembangunan manusia Papua Tengah. Kami ingin memastikan setiap anak bisa bersekolah tanpa terbebani biaya," tegas Nurhaidah. (Elias Douw)




Bagikan :