Papua60detik - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Mozes Kilangin memprakirakan wilayah Mimika bulan ini memasuki musim kemarau, tetapi dengan curah hujan yang tinggi. 

Forecaster BMKG Timika, Steven Yawan memberikan penjelasan mengenai situasi cuaca tersebut.

"Kenapa bisa masuk musim kemarau? Karena dari pagi hingga siang hari cuacanya panas. Ketika sore hari mulai terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat kadang disertai dengan angin kencang atau badai guntur. Nah, itu yang membuat curah hujan tinggi juga. Beda halnya ketika memasuki musim hujan, yaitu pada bulan Mei, Juni, Juli, itu curah hujannya ringan tapi lama," jelas Steven Wayan saat di temui di ruang kerjanya, Kamis (11/01/2024).

Ia menjelaskan bahwa tabel curah hujan di Timika pada bulan Januari dan bulan Februari ini menurun dibandingkan bulan-bulan lalu. Jadi pada bulan Agustus hujan turun sampai bulan Desember. Januari juga turun lalu pada bulan April mulai naik lagi. Hal itu dipengaruhi faktor lokal yang kuat seperti ada gunung di sebelah Utara, di arah Selatan laut lepas.

Soal gelombang, menurutnya bulan ini belum terlalu tinggi karena sekarang adalah musim peralihan angin Timuran menuju angin Baratan dengan tinggi gelombang 1 sampai 1,5 meter.

"Namun, kalau untuk  cuaca sendiri di tiga hari ke depan diperkirakan pagi hingga siang itu cerah berawan dan sore akan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat karena adanya pertumbuhan awan-awan konvektif terjadi pada sore hari," pungkasnya. (Martha)