Usai PON, Bagaimana Nasib Venue-Venue Berstandar Internasional?
Rabu, 13 Oktober 2021 - 20:08 WIT Anti - Papua60Detik
Papua60detik - Menjadi salah satu kalster pelaksana Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, Kabupaten Mimika mendapat banyak pujian dari para atlet. Bukan soal pelayanan, tetapi tentang venue yang dinilai bertaraf internasional.
Salah satu venue yang mendapat pujian adalah GOR basket di Mimika Sport Complex (MSC).
Yesaya Saudale pemain basket 5x5 andalan DKI Jakarta menilai venue yang dibangun PT Freeport ini megah dan sudah berstandar internasional. Menurutnya ke depan Mimika seharuanya biki event basket.
“Venue basket ini sangat bagus yah. Ini megah sekali. Pokoknya sudah berstandar internasional lah. Keren,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Pujian venue di Mimika juga disampaikan Veddriq Leonardo, atlet panjat tebing asal Kalbar ini memuji venue panjat tebing yang dinilainya juga berstandar internasional.
“Venue disini (Mimika) sangat bagus yah. Ini sudah standar internasional. Semoga ini bisa dikelola dengan baik,” katanya.
Mendengar pujian atlet soal venue di Mimika, Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob mengatakan hal ini akan menjadi perhatian Pemda agar ke depan bisa menggelar event olahraga.
Bahkan pujian ini kata Rettob sudah ia dengar langsung dari beberapa kontingen yang ia jumpai.
“Mereka sangat senang dengan lapangan yang ada di sini. Basket, futsal, panjat Tobing, biliar, dan mereka merasa bahwa luar biasa kita yang ada di sini. Sehingga saya pikir kita harus menangkap peluang ini, kebdepan kita harus membuat event-event supaya kembali membaut orang datang,” katanya saat ditemui, Selasa (12/10/2021) di GOR MSC.
Menurutnya dengan kembali membuat event, maka akan mendongkrak perekonomian masyarakat dan Mimika akan semakin dikenal di Indonesia.
“Kan selama ini masih banyak yang belum tahu Mimika. Nah di sinilah momennya kita tunjukan bahwa beginilah kami masyarakat Mimika,” ungkapnya.
Sementara untuk pengelolaan venue kata Rettob baru akan dibahas bersama setelah PON XX berakhir. Apakah akan dikelola Pemda atau diserahkan ke pihak ketiga.
“Saya kira itu belum kita bahas. Tapi yang penting bahwa harus kita berpikir bagaimana caranya Timika harus tetap ada event-event olahraga selanjutnya,” tutupnya. (Anti Patabang)