Viral Video Penyiksaan Warga Sipil, ini Tanggapan TNI
Jumat, 22 Maret 2024 - 14:32 WIT - Papua60Detik
_copy_717x40365fd17df95217.jpg)
Papua60detik - Viral video penganiayaan masyarakat sipil Orang Asli Papua (OAP) di pelbagai platform media sosial, Jumat (22/3/2024).
Video berdurasi 16 dan 29 detik itu memperlihatkan seorang pria dimasukkan dalam drum berisikan air dan mendapat kekerasan fisik.
Pria itu dikelilingi beberapa orang yang menganiaya dengan cara memukul, mencambuk dan menendang. Satu lainnya menyiksa dengan menyayat badannya dengan pisau.
Ketua Perkumpulan Pengacara Hak Asasi Manusia (PAHAM) Papua, Gustaf R Kawer mengaku telah mencoba melakukan investigasi singkat peristiwa itu.
"Dugaan sementara peristiwa penyiksaan ini dilakukan oleh pasukan non organik dari Kodam III/Siliwangi, Satuan Yonif Raider 300/Braja Wijaya, terhadap masyarakat sipil sekitar Kabupaten Puncak atau Puncak Jaya," katanya.
Menurutnya, tindakan tersebut merupakan tindakan penyiksaan di luar hukum, perlu dilakukan investigasi menyeluruh. Dan jika korban meninggal dunia, maka tindakan tersebut dapat dikategorikan pembunuhan di luar hukum (extra judicial killing).
"Kami dari PAHAM Papua mendesak, Komnas HAM RI dan Panglima TNI segera melakukan investigasi menyeluruh dan memproses hukum pelakunya ke Pengadilan hingga mendapat vonis yang maksimal termasuk dipecat dari kesatuan," ujarnya.
Menanggapi beredarnya video itu, Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi Gusti Nyoman Suriastawa mengaku telah mengecek di lapangan dan tidak menemukan adanya perlakuan tersebut. Menurutnya, video itu sengaja dibuat untuk konten.
"Saya cek ke lapangan tidak ada kejadian itu, tidak ada. Makanya konten itu siapa yang buat? Namanya juga medsos, saya tidak tahu siapa yang bikin konten itu," kata dia.
"Kalau memang itu tidak ada, terus bagaimana. Yang namanya konten biasa dibuat agar viral," lanjutnya.
Sementara itu, Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan mengatakan, akan menelusuri dan mengonfirmasi kebenaran video tersebut, apakah asli atau hasil editan. Termasuk pelaku apakah anggota TNI atau warga masyarakat yang sengaja berpakaian TNI.
"Potongan video tersebut masih ditelusuri, baik tentang kejadian sebenarnya dimana dan kapan, sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pemberitaan," ujarnya.
Apabila benar itu pelakunya prajurit TNI, ia memastikan akan menindak tegas dan memproses secara hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Karena TNI seperti lembaga atau institusi lainnya yang juga menjunjung tinggi Hukum dan HAM," tegas Kapendam.
Terkait beredarnya tudingan anggota Satgas Yonif 300/R sebagai terduga pelaku, Kapendam mengatakan selama bertugas di Ilaga, hubungan prajurit TNI dengan masyarakat selama ini terjalin baik dan harmonis. (Eka)