CB Custom Timika, Anak Muda Pengendara Motor Tua
Sabtu, 25 Juli 2020 - 02:39 WIT - Papua60Detik

Papua60detik - Selalu ada yang mampu melintasi generasi ke generasi. Tak lekang dimakan zaman, timeless.
Masuk dalam salah satu daftar adalah Honda CB dalam beberapa seri produksinya.
Honda CB dipasarkan di Indonesia awal 70-an sampai awal 80-an. Peminatnya tak pernah redup, bahkan setelah tak diproduksi lagi.
Motor yang jadi tunggangan Iqbaal Ramadhan di film Dilan 1990 itu kini jadi motor klasik. Sosok Dilan di film itu menunggangi Honda CB100 produksi tahun 1973, santer dinamai CB Gelatik.
Karena tak diproduksi lagi, body dan spare part secondnya pun jadi buruan. Harganya juga relatif lebih murah dan fleksibel dimodifikasi. Biasanya, para pehoby motor modifikasi mencangkokkan komponen mesin generasi Honda belakangan seperti Tiger, GL dan MegaPro biar tetap gahar.
Peminat Honda CB tak pernah surut, merentang dari barat sampai timur Indonesia. Dari Sumatera sampai Papua, termasuk di Timika.
Anak-anak muda Timika sejak 2017 lalu membangun sebuah komunitas, namanya, CB Custom Timika. Anggota aktifnya kisaran 30 anak muda. 14 April lalu mereka telah merayakan anniversary ke-3, dalam masa pandemi covid-19.
Ketua CB Custom Timika, Jatmiko Budi Setyawan bercerita, komunitas mereka dibangun dengan satu tujuan sederhana, persaudaraan. Berada dalam satu komunitas dengan orang sehoby tentu rasa persaudaraan gampang rekat.
"Kita membangun persaudaraan. Misalnya kita bepergian atau touring ke mana, di tempat lain itu sudah ada yang menjamu kita, menunggu kita untuk mengarahkan kita mau kemana. Jadi tidak susah cari saudara. Kita menambah, mencari teman dan saudara di komunitas ini. Banyak teman, banyak saudara dan sesama hobi menggeluti motor klasik," terangnya.
Anggota CB Custom Timika punya jadwal kopi darat. Sayang rute touring Timika masih sangat terbatas bahkan belum bisa ke kabupaten lain lewat darat. Tapi meski begitu touring bareng-bareng tetap jadi agenda rutin mereka.
Di Papua katanya, sudah banyak kabupaten yang sebenarnya memiilki komunitas Honda CB. Tapi yang masuk dalam Honda CB region Papua baru enam kabupaten, Timika, Nabire, Merauke, Wamena, Manokwari dan Sorong.
Secara defacto mereka sudah bergabung di bawah CB Indonesia yang menaungi komunitas pecinta motor Honda CB di seantero nusantara. Pada Oktober nanti di Nabire, sebagai perayaannya, mereka akan deklarasi bergabung di CB Indonesia.
Menggeluti motor custom di Papua bukan tanpa tantangan. Di Jawa, build satu unit motor jauh lebih murah dan mendapatkan spare part pun lebih mudah. Di Papua, anggota komunitas harus merogoh kantong lebih dalam untuk biaya ongkos kirim.
"Karena tidak ada spare part yang jadi di sini. Dalam artian bengkel yang menyediakan spare part CB. Susah kita cari di sini, jadi kita harus cari di luar Papua, khususnya dari Jawa," jelas Djatmiko.
Di Timika, setidaknya ada enam bengkel yang bisa mengerjakan custom atau modifikasi motor Honda CB. Salah satunya, Bengkel Khoiri. Pemiliknya juga anggota komunitas CB Custom Timika. Ia yang biasa membantu mendatangkan spare part buruan rekan-rekan di komunitasnya.
Mencari spare part baru dan original Honda CB saat ini hampir mustahil. Sebagian besar spare part yang didatangkan dari Jawa dan mereka gunakan adalah buatan tangan atau dari tangan kedua.
Melakoni hoby, semua sudah tahu, pasti akan selalu beririsan dengan biaya. Tapi berbincang dengan anak-anak muda berjiwa klasik ini beri satu pelajaran, tak ada istilah mahal-murah dalam hoby. Prinsipnya, obsesi tetap perlu dikontrol kemampuan finansial. Toh, komunitas ini dibangun beralas persaudaraan, pinjam meminjam spare part sudah lumrah.
Tapi menarik untuk menanyakan, apa yang membuat banyak anak muda menggeluti motor-motor klasik. Bukankah industri otomotif sekarang khususnya di roda dua dengan teknologinya sudah semakin membuat nyaman dan aman para penggunanya? Apa yang mereka cari?
Jawabannya mungkin ada di kelangkaan. Dengan tidak diproduksinya lagi motor Honda CB, maka otomatis motor jenis ini jadi sangat limited di bumi. Memiliki satu tentu memancarkan prestise.
Tampakan Honda CB memang memikat dan sangat fleksibel dicustom sekehendak hati. Menunggangi motor hasil build sendiri tentu punya rasa bangganya sendiri.
Soal ini Djatmiko punya jawaban sendiri, "menggeluti motor klasik itu sebenarnya tak bisa diungkapkan lewat kata-kata". (Joe Situmorang)