Hari Malaria Sedunia, PT Freeport Tekankan Pentingnya Penggunaan Repellent
Jumat, 25 April 2025 - 18:49 WIT - Papua60Detik

Papua60detik — Peringati Hari Malaria Sedunia yang jatuh pada hari ini, Jumat (25/4/2025), PT Freeport Indonesia (PTFI) menggelar sosialisasi dan edukasi kepada karyawannya mengenai pentingnya pencegahan malaria, khususnya melalui penggunaan repellent (lotion anti nyamuk) saat malam hari dan di luar ruangan.
Sosialisasi berlangsung di Terminal Bus Gorong-Gorong bagi para karyawan yang baru tiba dari area kerja Highland.
Manager Public Health and Malaria Control (PHMC) PT Freeport Indonesia, dr Firdy Permana, menyampaikan penggunaan repellent menjadi fokus utama kampanye tahun ini.
“Kami berupaya meningkatkan pemahaman tentang perlindungan diri terhadap malaria. Fokus tahun ini adalah penggunaan repellent, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh setiap karyawan tanpa mengganggu kualitas aktivitas mereka di malam hari,” katanya.
Ia menekankan, budaya penggunaan repellent perlu dibangun secara menyeluruh untuk menurunkan angka kasus malaria di kalangan karyawan.
“Tahun 2024, angka kasus malaria justru meningkat, sejalan dengan tren kasus malaria di Kabupaten Mimika. Ini menunjukkan bahwa upaya pengendalian di lingkungan kerja tidak bisa dipisahkan dari kondisi masyarakat sekitar,” jelas dr Firdy
Ia menyebut, malaria di PTFI berkisar di angka 4 ribuan kasus per tahun. Penyebaran atau penularannya terjadi di area Lowland seperti Timika.
“Karena itu, kami sengaja mengambil lokasi di Terminal Gorong-Gorong sebagai titik edukasi bagi karyawan yang turun dari Highland, agar mereka menyadari bahwa mereka memasuki area dengan risiko penularan tinggi,” tambahnya.
Selain edukasi, PTFI tetap menjalankan upaya pengendalian vektor dan promosi kesehatan secara berkelanjutan. Tantangan pengendalian malaria di Timika, menurut dr Firdy, antara lain curah hujan tinggi, kontur tanah yang datar, dan sistem drainase yang kurang lancar.
Senada dengan itu, Manager Community Health Development PTFI, Daniel Perwira, memastikan perusahaan selalu menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah untuk pengendalian malaria.
“Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah, Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK), serta Perdhaki. Ini penting karena 60 persen karyawan Freeport tinggal di seputaran Kota Timika, bersama keluarga mereka,” ujarnya.
Daniel menambahkan PTFI bersama para mitra terus berdiskusi dan berupaya untuk mencapai target eliminasi malaria pemerintah pusat pada tahun 2030.
“Sejauh ini kami tetap optimistis,” tutupnya. (Faris)