Ini Penyebab Turunnya Harga Daging Babi Pasar Sentral Timika

- Papua60Detik

Lapak penjual daging babi di Pasar Sentral Timika. Foto: Faris/ Papua60detik
Lapak penjual daging babi di Pasar Sentral Timika. Foto: Faris/ Papua60detik

Papua60detik - Harga daging babi di Pasar Sentral Timika terpantau anjlok belakangan ini.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan (Disnak & Keswan) Mimika, drh Sabelina Fitriani menjelaskan, fenomena itu disebabkan  tingginya produksi dan rendahnya permintaan.

Produksi meningkat karena kebijakan pemerintah yang melarang daging babi dari luar masuk Timika. 

"Ini sebenarnya mekanisme pasar ya, demand and supplay. Dimana produksi tinggi permintaan kurang otomatis harga akan anjlok," kata Sabelina, Kamis (16/11/2023).

Selain itu, jelang Desember konsumen menahan diri untuk mengonsumsi daging Babi. Hal itu menurutnya terjadi setiap tahun.

"Ini juga ada hubungannya dari pola konsumsi masyarakat, pada saat menjelang Desember masyarakat mengurangi konsumsi daging babi karena persiapan Desember. Karena biaya pengeluaran akan banyak di Desember," katanya.

Tapi pedagang di Pasar Sentral Timika punya pendapat lain. Sisilia misalnya berpendapat, turunnya harga daging babi di Pasar Sentral Timika dikarenakan maraknya penjualan daging babi di luar dari regulasi pemerintah.

“Banyak yang potong (babi) di luar diam-diam, baru dijual di luar. Mereka tidak dikenakan pajak. Kalau kami yang di sini (Pasar Sentral) dikenai Rp70 ribu per-ekor dan semua babi dipotongnya di rumah potong yang sudah disiapkan pemerintah,” ungkapnya.

Harga normal daging babi adalah Rp100 ribu. Saat ini harganya anjlok sampai menyentuh Rp80 per kilogram.

Belum lagi pedagang dihadapkan masalah jika daging babi tidak habis terjual. Mau tak mau harus dimasukkan ke lemari pendingin.

“Sedangkan masyarakat maunya yang fresh, kami berharap pemerintah bisa mencarikan solusi terkait daging babi yang sudah dibekukan ini, karena kalau dijual masyarakat tidak mau membelinya,” kata Sisilia. (Faris)

 




Bagikan :