Lestarikan Sumber Daya Perairan, PT Freeport Restocking Ikan Baramundi & Kepiting Bakau
Senin, 19 Mei 2025 - 17:26 WIT - Papua60Detik

Papua60Detik – Sebagai upaya menjaga ekosistem, PT Freeport Indonesia (PTFI) restocking anakan ikan Kakap Putin (Baramundi) dan indukan kepiting muara di sekitar Muara Sungai Ajkwa, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Senin (19/5/2025).
Sebanyak 10.000 ekor anakan ikan baramundi dan 500 ekor indukan kepiting muara dilepaskan secara seremonial oleh Manajemen PTFI dan dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Kabupaten Mimika, Perwakilan Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Papua Tengah, Akademisi, serta masyarakat sekitar.
Vice President Environmental PTFI, Gesang Setyadi mengatakan, ini merupakan upaya PFTI dalam menjaga kelestarian lingkungan. Upaya ini juga didasarkan pada hasil survei perikanan yang secara rutin dilakukan oleh Universitas Papua yang menyimpulkan terjadinya peningkatan kegiatan penangkapan ikan dan kepiting (overfishing) akibat meningkatnya permintaan dan populasi penduduk Kabupaten Mimika.
“Ikan Baramundi dan Kepiting Bakau ini menjadi hal yang penting untuk kita bisa menjaga populasinya sehingga kita bisa menjaga keseimbangan ekosistem di area PT Freeport terutama di Kabupaten Mimika, agar bisa terjaga dengan baik,” ujar Gesang.
Disamping itu, kata Gesang, PTFI juga mempunyai komitmen untuk melakukan restoking ikan dan mangrove yang tertuang di dalam Persetujuan Teknis Pemulihan Ekosistem Mangrove yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Dan Kehutanan pada tahun 2023.
“Tujuan dari restocking adalah untuk menjaga populasilasi ikan Kakap Putih dan Kepiting Bakau serta meningkatkan Jasa Ekosistem Pesisir sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat lokal Kamoro yang tinggal di pesisir Pantai Kabupaten Mimika. Restocking ikan direncanakan untuk dilakukan setiap tahun,” ungkapnya.
PTFI juga melakukan rehabilitasi mangrove secara ekstensif di Muara Ajkwa sejak tahun 2006 dengan target 500 Ha setiap tahunnya sejak tahun 2023. Koloni mangrove yang terbentuk merupakan habitat yang sesuai bagi kepiting muara.
Dalam jangka panjang, keberadaan hutan mangrove ini diharapkan memberikan manfaat untuk masyarakat lokal berupa jasa ekosistem mangrove yang meliputi fisik, ekologi, dan sosial ekonomi.
Ketua SDGs Center Universitas Diponegoro Prof. Dr. Denny Nugroho Sugianto mengatakan, restocking atau penebaran kembali ikan dan kepiting yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia ke perairan alami, seperti muara dan pesisir laut, merupakan salah satu langkah strategis dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“Kegiatan ini memberikan berbagai manfaat ekologis, sosial, dan ekonomi yang berkontribusi langsung terhadap pencapaian SDG 14 (Ekosistem Laut), SDG 1 (Pengentasan Kemiskinan), dan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim),” ujarnya.
Dari sisi ekologis, restocking berperan penting dalam pemulihan populasi spesies perairan, peningkatan keanekaragaman hayati, serta membantu menjaga keseimbangan fungsi ekosistem pesisir.
Secara sosial, kegiatan ini mendorong peningkatan kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam pelestarian sumber daya perikanan, sekaligus memperkuat kearifan lokal dalam pengelolaan lingkungan.
“Sementara itu, dari aspek ekonomi, restocking dapat mendukung pemulihan stok perikanan yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat, membuka peluang usaha perikanan berkelanjutan, serta menciptakan sumber penghidupan alternatif bagi komunitas pesisir,” ujarnya.
Tokoh Masyarakat Kamoro, Siprianus Operawiri mengapresiasi langkah PTFI bersama Pemerintah dalam upaya pelestarian lingkungan, terutama dalam peningkatan ekosistem laut.
“Kami sangat mendukung adanya program ini. Yang kami lihat sekarang itu memang ikan sudah semakin berkurang, dan Ini sangat membantu masyarakat lokal untuk pengembangan ekonomi kedepannya,” ujarnya. (Joe Situmorang)