Papua60detik - Menjadi petugas pembawa baki pada perayaan 17 Agustus merupakan posisi yang diidam-idamkan oleh seluruh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).

Selain sebagai pusat perhatian, tugas ini tentu penuh dengan tantangan. Perlu persiapan matang baik itu mental dan fisik. 

Dari dari 45 anggota Paskibra Kabupaten Mimika, terpilih dua siswa yang diamanahkan tugas membawa Sang Saka Merah Putih. 

Mereka adalah Marzalina Meylanie Vasty Warwey dan Anisa Syafitri Yaster yang berasal dari sekolah yang sama, SMA Negeri 1 Mimika. 

Marzalina Meylanie Vasty Warwey, siswa jurusan IPS kelahiran Raja Ampat, 05 Mei 2008 ini mengungkapkan rasa senangnya saat terpilih menjadi pembawa baki saat upacara pengibaran bendera. Menurutnya terpilih dari banyaknya peserta merupakan hal yang patut disyukuri dan tentu mental harus kuat. 

"Pembawa baki merupakan satu kepercayaan yang tidak mudah makanya dengan itu, saya berusaha melatih mental secara pribadi apalagi nanti langsung berhadapan dengan Bupati," ujarnya.

Ia menjelaskan betapa kedua orang tuanya, Ari Warwey dan Vera Ruth sangat bangga dan mendukung kegiatannya. Anak pertama dari tiga bersaudara ini juga mengaku ayahnya adalah mantan Paskibra Kabupaten Mimika tahun 1998. 

Hal sama diungkapkan oleh Anisa Syafitri Yaster. Ia ditugaskan membawa baki saat penurunan bendera. Menurut siswa kelahiran Timika, 04 Juni 2008 ini, menjadi anggota Paskibra adalah untuk membanggakan kedua orang tuanya, Suryadi Yaster dan Andriyani Hamid.

"Menjadi anggota paskibra juga merupakan sesuatu yang membanggakan. Saya akan melatih mental saya sehingga  bisa melakukan tugas dengan baik di hari-H," kata Anisa yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara.

Bertugas sebagai pembawa baki, Marzalina dan Anisa siap memberikan yang terbaik. Mereka berharap pada saat perayaan 17 Agustus mendatang, semua berjalan lancar. (Martha)