Prostitusi Liar Marak, PSK Kilo 10 Mengeluh
Rabu, 27 April 2022 - 14:23 WIT - Papua60Detik

Papua60detik - Tatap muka dengan Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob, Rabu (27/4/2022) jadi ajang para pekerja seks komersil (PSK) di Kilometer 10 (Kilo 10) menumpahkan keluh dan kesah.
Seni mewakili rekan-rekan seprofesinya mengungkap maraknya prostitusi ilegal. Operasinya terselubung karena itu sulit dikontrol. Beda dengan Lokalisasi Kilo 10 terlokalisir jadi lebih mudah dikontrol.
Ia mengidentifikasi, prostitusi liar ini terjadi di kos-kosan, cafe dan tempat karaoke tertentu di dalam Kota Timika.
Situasi ini berakibat pada sepinya pengunjung di Kilo10. Pendapatan dari jasa seks 200-an lebih PSK di sana menurun.
Kekhawatiran lain, penularan penyakit IMS dan HIV-AIDS bakal kembali tak terkendali jika situasi ini dibiarkan.
"Padahal kami di sini kesehatan selalu diperhatikan pak. Takut tamu berhubungan dengan mereka di luar lalu datang ke sini bawa penyakit," keluh Seni.
Dari sisi kesehatan, PSK penghuni Kilo 10 memang rutin diperiksa. Mereka yang terbukti terinfeksi IMS atau HIV-AIDS bakal kena denda sampai dipulangkan. Sebelum mereka bekerja pun mesti melewati pemeriksaan kesehatan. Jika sehat, baru boleh bekerja melayani pelanggan.
Menanggapi keluhan itu, Wabup John Rettob mengatakan akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menertibkan prostitusi liar ini.
"Untuk penertiban nanti saya koordinasi dengan instansi terkait. Kita mau supaya lokalisasi ini dipisah dengan pemukiman warga supaya aktifitas kalian tidak terganggu," kata Wabup.
Sementara Ketua Mucikari, Mutarom meminta pemerintah merehab aula Kilo 10 yang sudah rusak dimakan usia. Gedung itu biasa digunakan untuk pertemuan dan olahraga.
Jalan akses masuk ke lokalisasi juga katanya perlu diaspal.
"Untuk akses jalan masuk akan kita aspal," jawab Wabup. (Burhan)