Resmikan Kios Binaan, YPMAK Bekali Literasi Keuangan
Papua60detik - Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) selaku pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia (PTFI) mengadakan Soft Opening Financial Literacy Program (FLP) bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaannya.
Soft launching berlangsung di Halaman Kios Aie Mandiri Mart (Perumahan Masyarakat Mile 23), Sabtu (15/11/2025). Acara ini dihadiri oleh perwakilan pemerintah daerah, Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Septinus Timang sekaligus anggota pembina YPMAK, perwakilan PTFI, dan para pelaku UMKM.
Program ini menggandeng STIE Jambatan Bulan dan Bank Tabungan Negara (BTN), CV Amungsa Berjaya Gemilang, guna melakukan pendampingan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Amungme dan Kamoro.
Ketua Pengurus YPMAK, Leonardus Tumuka mengatakan gagasan ini menarget lahir pengusaha dari masyarakat asli. Ia berharap, kios yang dibangun bisa berkembang menjadi usaha besar. Oleh karena itu, para penerima manfaat harus bisa mengatur keuangan dan memutar kembali hasilnya sebagai modal.
Sebelumnya 20 pelaku usaha binaan ini sudah dilatih terkait financial literacy. Mereka kemudian menyiapkan lokasi usaha yang selanjutnya diverifikasi oleh tim YPMAK. Setelah memenuhi syarat, pembangunan kios pun dilakukan. Leonardus menilai, program ini semakin menarik karena ada keterlibatan kampus lokal melakukan pendampingan.
"Ini menjawab kerinduan kita bersama untuk bisa memastikan pertumbuhan ekonomi dimasyarakat kita dengan adanya teknologi yang lebih memadai. Bisa transaksi melalui HP," ujar Leonardus.
Setiap transaksi nantinya akan diupdate oleh pengelola keuangan dalam hal ini BTN. Apabila trennya positif berarti strategi yang digunakan sudah efektif. Sebaliknya, apabila negatif, tim dan pengelola akan melakukan evaluasi. Financial literacy ini memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait pola transaksi yang lebih modern.
Ia berpesan, masyarakat jangan membiasakan berhutang, setiap pelaku usaha penerima manfaat juga harus lebih tegas menolak piutang agar kiosnya terus jalan dan untung bisa terus diputar jadi modal.
Ke depan, YPMAK berencana menambah usaha laundry menyesuaikan anggran yang ada. Ia berharap, tahun ini pihaknya bisa menghasilkan 100 pelaku usaha Amungme dan Kamoro.
Sementara itu, mewakili BTN, Didit Darmono menyebut, pihaknya akan dibantu oleh STIE Jembatan Bulan memonitoring keuangan baik transaksi secara tunai maupun non tunai. Setiap keuntungan yang didapat akan langsung diputar menjadi modal dan keperluan lain dari kios.
"Misalnya pendapatan hari ini 100 persen Rp2 juta rupiah, akan langsung di bagi 80 persen dan 20 persen. 80 persen itu akan diputar lagi untuk membeli barang dan 20 persen itu dianggap keuntungan, bisa digunakan oleh pelaku UMKM. Jadi setiap hari tersistem dan termonitor," terangnya.
Ia pun mengapresiasi langkah YPMAK. Katanya, program ini unggulan dan harusnya tidak boleh gagal.
Acara diakhiri dengan pengguntingan pita di salah satu kios kelontong (Aie Mandiri Mart) milik Amon Omaleng, penandatanganan berita acara serah terima, serta penyerahan kunci secara simbolis kepada para pelaku usaha. (Martha)