1.209 Warga Kampung Kamora - Miyoko Distrik Mimika Tengah Kesulitan Air Bersih

- Papua60Detik

Warga Kampung Kamora - Miyoko menyambut kedatangan Dandim 1710 Mimika Letkol Inf Pio L Nainggolan, Sabtu (01/08/2020).
Warga Kampung Kamora - Miyoko menyambut kedatangan Dandim 1710 Mimika Letkol Inf Pio L Nainggolan, Sabtu (01/08/2020).

Papua60detik - Sebanyak 1.209 warga Kampung Kamora - Miyoko, Distrik Mimika Tengah Kabupaten Mimika kesulitan mendapatkan air bersih akibat banjir yang disebabkan curah hujan tinggi sejak Juni hingga memasuki Agustus ini.

Salah satu warga setempat, Felix Maknaipeku dalam tatap muka bersama Dandim 1710 Mimika Letkol Inf Pio L Nainggolan, Kadistrik Mimika Tengah Samuel Yogi, Sabtu (01/08/2020) mengungkapkan, akibat banjir, masyarakat asli Suku Kamoro di kampung pesisir itu kerap menerima air kotor hingga terpaksa meminum air kali.

"Kami menerima air kotor. Minum air kali. Kita dilanda banjir. Sampah yang dibuang Pemerintah, PT PAL, pendangkalannya di sini sehingga ikan-ikan nanti mati. Kami sudah mengeluh ke PT PAL tapi tidak pernah dijawab. Kami minta dukungan Pemerintah supaya itu ditutup," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kampung Miyoko, Thobias Maknaipeku mengaku merasa sedih atas musibah banjir yang merendam rumah 610 KK hingga menyebabkan masyarakat tidak bisa beraktifitas ekonomi. Warga tak lagi bisa mencari yang merupakan salah sumber mata pencaharian warga di sana.

"Air tidak turun-turun. Setiap malam hujan dan air masuk. Sehingga msyarakat tidak melakukan mata pencaharian," keluhnya.

Menurut salah satu Tokoh Adat, Benediktus Maknaipeku, banjir di kampung tersebut kerap terjadi akibat  pembukaan lahan untuk penanaman kelapa sawit oleh PT PAL. Pasalnya, hutan yang berfungsi menyerap air kini tidak ada lagi.

"Mereka belum koordinasi dengan masyarakat setempat pada saat mulai membuka lahan yang besar. Berapa ribu hektar yang mereka ambil. Pohon-pohon semua dihancurkan," ungkapnya.

Dandim 1710/Mimika, Letkol Inf Pio L Nainggolan mengatakan kedatangannya memamg untuk melihat situasi dan mendengar langsung aspirasi serta keluhan warga.

"Adapun tujuan kehadiran kami disini ada dua hal, yaitu melihat kondisi terkini secara nyata masyarakat yang ada di kampung Miyoko. Dan yang kedua adalah menampung aspirasi apa yang perlu disampaikan kepada Pemerintah Daerah, khususnya dalam menyikapi banjir," kata Pio.

Menurutnya, Kodim 1710/Mimika melalui para Babinsa seharusnya selalu peduli dengan kondisi masyarakat di wilayah binaan. Dengan begitu, Babinsa jadi sandaran bagi rakyat dalam berbagai suka dan duka dalam kehidupan sehari-hari.

Hari itu, Kodim 1710 Mimika menggelar bakti sosial (baksos) berupa pemberian paket sembako untuk meringankan beban warga terdampak banjir di sana. Kegiatan itu merupakan rangkaian menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-75 tahun ini.

Setelah mendengar berbagai keluhan masyarakat, Kadistrik Mimika Tengah, Samuel Yogi memastikan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait membahas tindak lanjut penanganan masalah tersebut. Pasalnya, ribuan masyarakat setempat menutup opsi dipindahkan ke dataran tinggi.

"Aspirasi ini akan diteruskan ke Satker PU Pemerintah Kabupaten Mimika, PT Freeport, PT PAL, bagaimana  kita duduk bersama membahas tindak lanjut permasalahan itu. Pemerintah akan mengambil langkah cepat," imbuhnya. (Salmawati Bakri)




Bagikan :