Bupati Omaleng Hadiri HUT Pekabaran Injil Masuk Papua ke-169
Senin, 05 Februari 2024 - 17:18 WIT - Papua60Detik
65c099ecd2101.jpg)
Papua60detik - Umat Kristen di Tanah Papua peringati HUT ke-169 tahun Injil masuk Papua, tepatnya pada 5 Februari 1855 silam.
Di Timika, Papua Tengah, peringatan HUT Pekabaran Injil Masuk Papua ke-169 dilaksanakan di Halaman Kantor Klasis GKI Mimika, Jalan Poros Irigasi - SP5, Senin (5/2/2024).
Peringatannya diawali ibadah yang dipimpin Pdt Rainer Scheunemann.
Pdt Rainer dalam khotbahnya mengingatkan umat Kristen agar tak lupa bahwa yang menyatukan tanah Papua dan yang membawa damai di tanah papua adalah Injil Yesus.
Injil pertama kali masuk Papua melalui Pulau Mansinam, Teluk Doreh, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat yang dibawa masuk melalui dua misionaris asal Jerman, yakni Carl Wilhelm Ottow dan Johann Gottlob Geissler.
“Kita tahu Petrus Kafiar menjadi misionaris pertama di Arfak. Kita tahu banyak guru-guru Maluku dan Sanger yang mengajar di Tanah Papua. Banyak dari negara-negara lain seperti Kanada Amerika, banyak juga biarawan, biarawati Katolik, para frater Katolik dimana-mana di Papua. Ini kemudian mereka membawa Injil,” kisahnya.
Reine mengatakan, bukan soal denominasi gereja yang penting. Injil Yesus tersampaikan kepada semua orang di Tanah Papua adalah yang terpenting.
“Di manapun dalam gereja apapun orang mengerti bahwa Yesus lah Juru Selamat, Yesus lah yang memberikan harapan kehidupan kekal,” tuturnya.
Bupati Mimika Eltinus Omaleng yang hadir pada peringatan itu mengajak untuk mengenang 5 Februari sebagai peristiwa bersejarah khususnya bagi Umat Kristen di Tanah Papua.
"Bahwa karya Allah luar biasa bagi Tanah Papua melalui masuknya Ottow dan Geissler yang membawa Injil ke Tanah Papua. Papua harus hidup dalam damai, Papua adalah Indonesia yang sesungguhnya, yang memiliki sikap toleransi yang besar kepada setiap umat beragama. Mari kita saling menjaga dan tidak saling membeda-bedakan," pesannya.
Bupati berharap nilai-nilai agama menjadi pendorong dan pengarah bagi kehidupan. Ia mengajak terus menjaga pelaksanaan pembangunan agar berjalan beriringan, seirama dengan pembinaan stabilitas keamanan di tengah kehidupan masyarakat Mimika.
"Ada dua hal utama yang harus dilakukan sebagai umat Kristen di Tanah Papua, yakni: percayalah dan lakukanlah. Sangat tidak mungkin kita hanya percaya tetapi tidak mau melakukan firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari," pungkasnya (Faris)