Data KPA: Temuan HIV AIDS di Papua Tengah Tertinggi di Nabire

- Papua60Detik

Freni Anouw Ketua KPA Provinsi Papua Tengah. Foto: Elias Douw/ Papua60detik
Freni Anouw Ketua KPA Provinsi Papua Tengah. Foto: Elias Douw/ Papua60detik

Papua60detik - Komisi Penanggulangan AIDS atau (KPA) Provinsi Papua Tengah mencatat temuan kasus HIV-AIDS di Papua Tengah tertinggi di Kabupaten Nabire.

"Jadi, virus yang sedang tersebar ini yang paling tinggi adalah di Kabupaten Nabire,  dengan dengan jumlah 10.705 kasus," Ketua KPA Papua Tengah, Freny Anouw pada Focus Group Discussion (FGD) di Nabire, Sabtu (23/8/2025).

Urutan kedua adalah Kabupaten Mimika yaitu 8.021 kasus, Kabupaten Deiyai, 2.063,. Dogiyai 689, Kabupaten Intan Jaya 19, Kabupaten Puncak 6, Kabupaten Puncak Jaya 949, Kabupaten Paniai 2.420 kasus. Totalnya, 23.188 kasus.

"Yang sudah terdata ini adalah bagi yang sudah terpapar virus mereka yang pergi ke rumah sakit, Maka dengan ini kami KPA Provinsi melihat situasi yang sedang berkembang ini sangat membahayakan bagi kita orang Papua Tengah," ujarnya. 

Sebagai catatan, dalam upaya penanganan penyakit menular, penemuan kasus adalah hal utama. Kasus ditemukan dan diobati, penularan bisa dicegah. Apalagi dalam konteks HIV-AIDS yang sudah endemik dan menjadi fenomena gunung es.

Angka temuan kasus juga perlu dicermati dengan melihat jumlah orang yang diperiksa. Bisa jadi temuan kasus di suatu daerah terbilang rendah karena jumlah orang yang diperiksa memang terhitung sedikit. Pada kasus ini, kinerja Fasyankes yang justru mesti disorot.

Menurut Freny Anouw yang perlu jadi perhatian adalah tren kenaikan temuan kasus pada usia produktif, di usia pelajar.

Sebab itu KPA bekerja sama dengan Dinas Pendidikan mengembangkan modul pembelajaran bagi pelajar.

"Agar supaya mereka (pelajar) mengetahui bagaimana pencegahan HIV-AIDS," katanya.

Selain pengobatan kepada mereka yang positif, menurut Freny Anouw, KPA fokus kepada pencegahan melalui sosialisasi dan edukasi.

"Maksud kegiatan kami lakukan di sini, agar supaya bagi yang sudah kena, pengobatan jalan. Bagi yang tidak, kita jaga. Pencegahan," ujarnya. 

Freny mengajak pemerintah provinsi dan semua pihak terlibat dalam upaya penanganan HIV-AIDS. Menurutnya, Pemkab mesti memfasilitasi KPA di wilayah masing-masing.

"Semua tokoh-tokoh kita harus kerja sama, mulai dari pribadi, keluarga, dan kelompok-kelompok tertentu agar supaya kita sama-sama menjaga dan mencegah virus yang sedang berkembang," pungkasnya. 

Wakil Ketua Komisi V DPR Papua Tengah, Anis Labene mengaku mendukung langkah dan perencanaan KPA. 

Katanya, modul pembelajaran untuk muatan lokal ke tingkat pendidikan SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi itu solusi tepat untuk membentengi pelajar dari penularan HIV-AIDS.

"Langkah KPA ini sangat bagus perlu ditingkatkan lebih lagi, kita akan mendukung dari legislatif maupun eksekutif," katanya. 

Menurutnya sosialisasi dan diskusi tentang HIV-AIDS perlu dimasifkan ke rumah ibadah dan komunitas-komunitas.

"Budaya malu periksa HIV-AIDS di Papua Tengah ini luar biasa, soalnya orang tidak bisa memberanikan diri untuk memeriksa diri, ini yang kita harus lawan untuk pencegahan HIV-AIDS bersama," katanya  (Elias Douw)




Bagikan :