DPRK Mimika Sidak Telkomsel, Tuntut Transparan & Kompensasi Buat Pelanggan
Jumat, 22 Agustus 2025 - 18:30 WIT - Papua60Detik

Papua60detik – Gangguan internet di Mimika selama dua pekan terakhir mendorong Komisi II DPRK Mimika melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke kantor Telkomsel Branch Timika, Jalan Hasanuddin, Jumat (22/8/2025).
Kunjungan ini dipimpin Wakil Ketua Komisi II DPRK Mimika Mariunus Tandiseno, didampingi Sekretaris Komisi Adrian Andhika Thie, serta anggota Dessy Putrika Ross Rante, Luther Beanal, dan Merry Pongutan. Mereka diterima langsung Kepala Telkom Cabang Timika Jangkir Simbiak, Manager Network Operation & Productivity Telkom Timika Efraim Amba, dan Manager House Hold Konsumer Telkomsel Timika Theodora.
“Kunjungan kami untuk memastikan penyebab gangguan. Setelah berdialog dengan pimpinan, ternyata ini bukan kesengajaan. Jaringan yang putus ini tidak mudah diperbaiki karena berada di bawah laut,” kata Mariunus Tandiseno.
Sementara itu, Manager Network Operation & Productivity Timika, Efraim Amba, menjelaskan gangguan terjadi pada Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi-Maluku-Papua Cable System ruas Sorong-Merauke berupa double shunt fault. Penyebabnya bencana alam berupa longsor yang memutus jaringan serat optik (Cut FO) pada kilometer 129 dan 136 dari Nabire, Palapa Ring Timur ruas Nabire–Kigamani. Akibatnya, layanan komunikasi di Timika lumpuh sejak pukul 02.20 WIT, 21 Agustus 2025.
Tapi untuk diketahui, gangguan jaringan sudah terjadi sebelum 21 Agustus, yaitu tepat sehari sebelum HUT RI, 16 Agustus 2025.
Kepala Telkom Timika, Jangkir Simbiak, menambahkan, estimasi perbaikan kabel bawah laut berupa temporary recovery dikakukan pada minggu pertama September 2025.
'Kapal perbaikan kabel sedang bergerak dari Makassar ke lokasi. Perbaikan diupayakan semaksimal mungkin, dan estimasi selesai pada minggu pertama September. Informasi ini sudah kami sampaikan melalui rilis di media, kami berharap layanan bisa segera normal,” ujarnya.
Komisi II DPRK Mimika menegaskan pentingnya transparansi. Mereka mendesak Telkom dan Telkomsel harus menyampaikan kerusakan yang terjadi dan proses perbaikan hingga waktu normal kembali secara akurat kepada masyarakat.
Sekretaris Komisi II, Adrian Andhika Thie, menekankan perlunya penjelasan detail agar masyarakat tidak termakan isu simpang siur.
“Telkom dan Telkomsel harus jelas kapan jaringan bisa pulih. Ada yang bilang awal September, ada yang terakhir info dijelaskan baru akhir September. Semua harus jelas,” tegas Adrian.
Ia mengusulkan solusi sementara seperti kompensasi hingga penyediaan alat Starlink untuk membantu pelanggan.
Dessy Putrika Rante meminta penjelasan terkait kompensasi bagi pelanggan yang terdampak.
Manager House Hold Konsumer Telkomsel, Theodora, menyampaikan bahwa Telkomsel memberikan beberapa bentuk kompensasi, antara lain, perpanjangan masa aktif kartu prabayar di wilayah terdampak tanpa isi pulsa, Potongan tagihan Prorata bagi pelanggan IndiHome sesuai durasi penurunan kualitas layanan, Paket 1.000 SMS dengan harga Rp1 melalui 88820#, dapat diklaim 1 kali per hari selama gangguan serta engembalian kuota data untuk paket yang terputus akibat gangguan.
“Misalnya kuota 3 GB terputus di tanggal tertentu, akan kami kembalikan saat jaringan aktif. Ini merupakan bentuk kompensasi bagi pelanggan,” jelas Theodora.
TelkomGroup melalui rilisnya menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pelanggan. “Telkom berkomitmen mempercepat pemulihan dan mengerahkan seluruh sumber daya agar layanan komunikasi kembali normal. Kami memohon pengertian dan dukungan seluruh pelanggan atas kondisi ini,” tulis rilis tersebut.
Sementara itu, dari laporan lapangan, gelombang protes pelanggan melalui aksi demo terus bergulir. Namun, hingga saat ini belum ada keterangan resmi terkait rencana demonstrasi ke kantor Telkomsel Timika. (Faris)