Dinsos Merauke Bakal Tertibkan Kios Penjual Lem Aibon ke Anak-anak
Rabu, 27 Juli 2022 - 12:56 WIT Ami Rosyidah - Papua60Detik
Papua60detik - Masalah anak-anak lem aibon hingga kini terus menjadi perhatian Dinas Sosial Kabupaten Merauke. Di tengah keterbatasan anggaran, setiap tahun Dinsos tetap mengupayakan pembinaan kepada puluhan anak-anak pengguna lem aibon.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Merauke Mike Christian Walinaulik mengatakan, fenomena anak-anak pengguna lem aibon ini biasanya karena faktor keluarga. Orang tua biasanya fokus bekerja, lalu luput memperhatikan perkembangan anak.
Mike mengaku dalam waktu dekat akan menggandeng Satpol PP membawa para pengguna lem aibon ke Panti Asuhan Kartini untuk pembinaan.
Selain itu, Dinsos Merauke akan sweeping dan menertibkan kios atau toko penjual lem aibon yang menjual bebas lem aibon kepada anak-anak. Mereka yang membandel akan diberi teguran hingga sanksi penutupan usaha.
“Kami pernah beri pembinaan. Selama dalam pembinaan mereka bisa lepas dari lem aibon. Tapi setelah ke jalan lagi, mereka bukan hanya pakai lem aibon tapi malah pakai bensin dan lem castol," ujar Mike di ruang kerjanya, Rabu (27/7/2022).
Kadinsos berharap, setiap kampung menggalakkan pembangunan di wilayah masing-masing. Cara itu menurutnya akan mencegah migrasi warga ke kota yang ia percaya berpengaruh pada tingginya angka penggunaan lem aibon.
"Masyarakat di kota apabila bertemu anak aibon baik di emperan toko atau di jalan tolong jangan kasari, tetapi nasihatilah mereka," pesannya.
Lem aibon kerap disalahgunakan untuk mendapatkan sensasi nge-fly atau mabuk. Padahal kegiatan yang sering dikenal dengan istilah ngelem atau menghirup lem ini memiliki efek berbahaya. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh para remaja atau anak-anak.
Ngelem merupakan cara alternatif untuk mabuk yang lebih murah jika dibandingkan dengan bahan terlarang, seperti sabu atau ganja dan narkotika jenis lainnya. Mendapatkannya pun jauh lebih mudah. (Ami)