Doni Monardo Apresiasi Cara PT Freeport Memitigasi Covid-19

- Papua60Detik

Presdir PTFI Tony Wenas dan Komisaris Utama PT Inalum Doni Monardo bertemu Direktur RS Tembagapura, dr Darma Iriawan, Selasa (17/8/2021). Foto: Fachruddin Aji/Papua60Detik
Presdir PTFI Tony Wenas dan Komisaris Utama PT Inalum Doni Monardo bertemu Direktur RS Tembagapura, dr Darma Iriawan, Selasa (17/8/2021). Foto: Fachruddin Aji/Papua60Detik

Papua60detik - Komisaris Utama PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) Doni Mondardo menyempatkan mengunjungi Rumah Sakit Tembagapura milik PT Freeport Indonesia (PTFI) yang jadi tempat penanganan pasien covid-19, Selasa (17/8/2021).

"Pasien yang ada komorbid itu harus diproteksi, jangan ada aktivitas," pesan Doni kepada Direktur RS Tembagapura, dr Darma Iriawan.

Doni mengapresiasi langkah mitigasi RS Tembagapura terhadap pasien covid-19 dengan cara memisahkan pasien dengan komorbid dengan pasien covid biasa.

"Itu adalah langkah mitigasi yang bagus, karena kalau pasien gejala ringan kan cepat sembuhnya," ujarnya.

Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas yang mendampingi mengatakan, PTFI telah berhasil mengonversi gas industri jadi medis dengan produksi 75 tabung per hari.

Upaya ini sangat membantu faskes di Mimika yang sempat mengalami krisis oksigen  karena meningkatnya pasien covid-19 dengan gejala berat sampai kritis.

RS Tembagapura pun telah memperluas kapasitas RS dari 54 menjadi 64, meningkatkan testing, tracing dan treatment (3T) dengan mengadakan alat PCR.

"Jadi dalam 3T itu kami menyiapkan barak dengan kapasitas 700 tempat tidur di dataran tinggi dan dataran rendah sebanyak 300 untuk memisahkan karyawan yang ditesting, sehingga kami bisa menekan angka kematian yang di sini cukup rendah," jelas Direktur RS Tembagapura dr Darma Irawan.

Dalam kurun waktu satu tahun menurutnya, kematian di areal PTFI akibat covid-19 hanya menyumbang 10 persen dari total kasus kematian di Kabupaten Mimika.

"Jadi kalau kita ada 5 kematian di Mimika terjadi 50 sampai 60. Kami juga selalu mengarahkan kepada orang (karyawan) agar mau dikarantina karena banyak juga yang tidak mau sehingga jadi sumber penularan bagi orang lain," paparnya. (Fachruddin Aji)




Bagikan :