Dua Bulan Disandera, Apa Kabar Kapten Philips?
Jumat, 07 April 2023 - 10:32 WIT Amma B - Papua60Detik
642f7297c9f7d.jpg)
Papua60detik – Jumat (7/4/2023) tepat dua bulan Kapten Philips Mark Mehrtens disandera kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya.
Kapten Philips disandera usai pesawat Susi Air yang dipilotinya dibakar di di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan pada 7 Februari lalu.
Pencarian kini sudah mencakup beberapa kabupaten yang berbatasan dengan Nduga.
Pada bulan pertama terjadi penyanderaan, pelaku penyanderaan, yaitu Egianus Kogoya sempat terdeteksi berada di Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya. Namun ketika personel TNI-Polri tiba di wilayah tersebut, keberadaan Egianus dan kelompoknya, sudah tidak terlihat dan diyakini telah kembali ke Nduga.
Kaops Damai Cartenz 2023, Kombes Pol Faizal Ramdhani mengatakan, informasi dari sisi teknologi dan juga jaringan intelijen membuat wilayah pencarian semakin luas. Pencarian hingga kini sudah mencakup empat kabupaten di Provinsi Papua Pegunungan. Diantaranya, Kabupaten Lanny Jaya, Yahukimo, Nduga dan Kabupaten Puncak.
“Korban yang disandera hanya berjumlah satu orang dengan pelaku yang tidak terlalu banyak, membuat proses pencarian menjadi lebih sulit,” ujar Faizal di Jayapura, Kamis (7/4/2023) kemarin.
Ia menyebut, besarnya wilayah operasi penyelamatan Kapten Philip yang sangat luas menjadi salah satu kendala. Yakni luas Kabupaten Nduga mencapai 12.941 kilometer persegi, Lanny Jaya 6.077 kilometer persegi, Yahukimo 17.152 kilometer persegi dan Puncak 7.396 kilometer persegi, sehingga bila di jumlah luasnya mencapai 43.566 kilometer persegi.
“Luas wilayah pencarian di empat kabupaten di Papua Pegunungan ini lebih besar di banding Jawa Barat, ini membuat kita membutuhkan waktu untuk mencari keberadaan pilot,” kata Faizal.
Tak hanya itu, pencarian juga dipersulit dengan faktor infrastruktur yang masih sangat minim di kabupaten-kabupaten yang letaknya banyak berada di atas ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut tersebut.
Faizal mencontohkan, di Kabupaten Nduga, dengan ibukotanya berada di Distrik Kenyam, akses jalan darat hanya terhubung ke beberapa distrik terdekat saja, sementara di kabupaten tersebut total ada 32 distrik.
“Banyak wilayah yang harus didatangi dengan menggunakan pesawat atau helikopter karena belum ada jalan untuk kendaraan,” ujarnya.
Selain itu, fasilitas jaringan telekomunikasi pun masih sangat minim, kecuali di Distrik Tiom yang merupakan ibu kota dari Kabupaten Lanny Jaya, kualitas data dan telepon seluluer di tiga kabupaten lainnya masih sangat kurang.
Kondisi tersebut juga membuat proses pencarian semaki sulit dengan tim-tim yang diturunkan di berbagai titik harus dibekali dengan telepon satelit.
“Semua teknologi yang digunakan akan sulit dimaksimalkan dengan minimnya internet di wilayah pencarian. Namun tim gabungan TNI-Polri tetap berusaha maksimal untuk bisa menyelamatkan Kapten Philips dalam keadaan hidup,” imbuhnya. (Amma)