Harga Merosot Tajam, Lapak Penjual Daging Babi Masih Saja Sepi

- Papua60Detik

Lapak penjual babi di Pasar Sentral Timika. Foto: Martha/ Papua60detik
Lapak penjual babi di Pasar Sentral Timika. Foto: Martha/ Papua60detik

Papua60detik - Merebaknya virus African Swine Fever (ASF) membuat harga daging babi di Timika merosot tajam.

Bahkan setelah dijual dengan harga jauh di bawah normal, lapak penjual daging babi di Pasar Sentral masih tampak sepi.

Salah satu penjual daging babi, Isdah, mengungkapkan bahwa sepinya pengunjung bukan hanya karena takutnya warga membeli daging babi.

"Jadi, sekarang ini sudah banyak penjual babi di luar sana. Itu tidak bisa kita larang, karena melihat keadaan sekarang, mereka juga mau menyelamatkan babi masing-masing," ujar Isdah. 

Selain itu, harga babi sekarang ini diturunkan mengikuti harga pasaran di luar. Hal itu adalah salah satu cara menarik hati pelanggan.

"Kalau mau cari yang murah, masyarakat pasti akan beli di luar. Sekarang ini harga daging babi di luar Rp100 ribu untuk 3 kg. Kita juga turunkan Rp100 ribu untuk 2 kg. Karena kalau mau ikut harga mereka tidak mungkin juga," ujar Isdah. 

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan bahkan mengambil kebijakan dengan membagi penjual daging babi dalam dua kelompok. Satu kelompok terdiri dari sembilan orang. 

"Kita jualan ganti-gantian karena kalau semua langsung jualan takut dagingnya tidak habis," katanya.

Isdah berharap agar masyarakat tetap datang ke Pasar Sentral untuk membeli babi. Mengingat ketatnya pengawasan dinas terkait dalam memeriksa kelayakan daging babi yang mereka jual.

"Kita ikuti prosedur pemerintah. Kalau yang di luar, kita tidak tahu bukan wewenang kita untuk menjawab. Intinya masyarakat harus tahu bahwa babi yang kita jual ini sudah layak dan sehat," kata Isdah. (Martha)




Bagikan :