Jawab Keluhan SATP, dr Anton: Asap Incinerator Limbah Medis Aman Bagi Lingkungan

- Papua60Detik

Direktur RSUD Mimika dr Antonius Pasulu. Foto: Faris/ Papua60detik
Direktur RSUD Mimika dr Antonius Pasulu. Foto: Faris/ Papua60detik

Papua60detik - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mimika dr Antonius Pasulu membantah tudingan bahaya asap yang dihasilkan dari incinerator limbah medis.

Sebelumnya, Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mimika Yohanis Felix Helyanan menyoroti cerobong asap incinerator RSUD karena berdekatan dengan pagar SATP. Asap yang masuk ke area asrama menurutnya berbahaya bagi siswa. Hal serupa disampaikan pihak sekolah.

dr Anton mengatakan, penentuan titik lokasi incinerator RSUD telah melalui kajian lingkungan ditandai dengan izin AMDAL.

Asap yang di keluarkan oleh incinerator RSUD, katanya melalui uji emisi secara berkala oleh PT Sucofindo. Hasilnya memenuhi standar kelayakan dan tidak berbahaya bagi lingkungan.

"Sampah yang dibakar akan dimasukkan ke dalam ruang pembakaran dengan menggunakan alat kemudian sampah akan melalui dua ruang pembakaran yaitu pembakaran 1 dengan suhu 800°C - 1000°C kemudian ke ruang pembakaran dua dengan suhu 1000°C -1200°C. Setelah itu asap yang dihasilkan akan masuk dalam ruang partikel separator siklon yang berfungsi untuk memisahkan partikel padat dan abu dengan gas," jelas dr Anton Saat ditemui awak media di Kantor Bapppeda, Selasa (6/6/2023).

Selanjutnya yaitu proses wet scrubber, dimana akan dilakukan pemisahan partikel debu dari asap dengan menggunakan cairan sehingga menghilangkan polutan dari gas buangan. Sebelum dialirkan ke cerobong akan disemprotkan air lagi melalui nozzle.

"Asap yg dihasilkan berupa uap air yang berwarna putih. Asap hasil pembakaran sampah tersebut aman untuk lingkungan," jelasnya.

Tepat di belakang lokasi incinerator itu adalah perumahan dokter spesialis yang sudah ditempati sejak 2008. Hingga saat ini belum ada keluhan mengenai asap pembakaran limbah medis.  Keluhan yang muncul justru bau menyengat dari kebun belakang dan samping RSUD serta Asrama Taruna Papua (SATP).

“Jadi bau yang menyengat yang kami rasakan tersebut bersumber dari pupuk organik dan semprotan bahan kimia  tanaman. Hal ini yang kami rasakan setiap musim tanam dan saat penyemprotan tanaman dan sudah kami laporkan juga ke pihak terkait,” ungkapnya.

Terkait keluhan dari SATP terkait asap incinerator, ia mengaku sudah berkordinasi untuk mencari solusi. (Faris)




Bagikan :