Loka POM Sebut Antibiotik Masih Beredar Bebas di Timika

- Papua60Detik

Loka POM Mimika menggelar sosialisasi masyarakat cerdas dan teliti gunakan antibiotik, disingkat 'Mace Teti, Kamis (25/07/2024). Foto; Martha/ Papua60detik
Loka POM Mimika menggelar sosialisasi masyarakat cerdas dan teliti gunakan antibiotik, disingkat 'Mace Teti, Kamis (25/07/2024). Foto; Martha/ Papua60detik

Papua60detik - Loka Pengawas Obat dan Makanan (Loka POM) Kabupaten Mimika menyebut masih banyak antibiotik yang diedarkan secara bebas. 

Padahal, antibiotik seharusnya disalurkan dan diedarkan berdasarkan resep dokter, hasil pengujian laboratorium dan hasil analisa atau diagnosa dari dokter. 

Kepala Loka POM Mimika, Marselino Flora Paepadaseda mengingatkan, peredaran antibiotik harus diantisipasi oleh sarana pelayanan kefarmasian. Antibiotik yang diedarkan secara bebas punya efek yang merugikan di kemudian hari.

"Ketika ada pasien datang bertanya tentang penyakitnya, terus teman-teman langsung memberikan antibiotik. Kan, masih banyak cara pengobatan lain yang tidak harus menggunakan antibiotik. Ini yang harus kita kembalikan ke jalur yang sebenarnya," katanya.

Sebab itu, Loka POM Mimika menggelar sosialisasi masyarakat cerdas dan teliti gunakan antibiotik, disingkat 'Mace Teti, Kamis (25/07/2024). Sosialisasi diikuti  tenaga kesehatan, penanggung jawab apotek dan klinik di Kabupaten Mimika.

Marselino mengatakan, sosialisasi ini untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pengedaran dan pengonsumsian antibiotik khususnya para tenaga kesehatan yang bekerja di sarana pelayanan kefarmasian seperti apotek swasta, toko obat swasta dan klinik swasta.

Sosialisasi ini menggunakan beberapa metode seperti video edukasi yang ringan, sederhana, stiker yang akan dibagikan langsung ke sarana-sarana pelayanan kefarmasian. Dengan stiker ini, pihak yang bekerja di sarana pelayanan kefarmasian diharapkan bisa lebih aware, waspada dalam melakukan pengawasan dari sisi peredaran produk antibiotika.

Selain itu, Loka POM Mimika menyiapkan buku saku yang berisi panduan sederhana dalam melakukan kegiatan pendistribusian obat atau penyaluran antibiotika yang harusnya menggunakan resep dokter. Buku saku ini juga berisi bahaya atau efek-efek ketika terjadi resistensi antibiotika.  

"Dari ke tiga paket edukasi ini, kami berharap kemampuan dan pengetahuan teman-teman di sarana pelayanan kefarmasian itu jauh lebih tinggi, lebih sadar dan lebih bijaksana dalam memberikan pemahaman pada masyarakat, bahwa penggunaan antibiotik itu sebenarnya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku," harapnya. (Martha)




Bagikan :