Pasca Insiden Alama, Komnas HAM Minta Pemkab Mimika Tak Diam

- Papua60Detik

Kepala Komnas HAM Papua Frits Ramandey. Foto: Eka/ Papua60detik
Kepala Komnas HAM Papua Frits Ramandey. Foto: Eka/ Papua60detik

Papua60detik - Kepala perwakilan Komnas HAM Papua Frits Ramandey meminta pimpinan daerah Mimika tidak tinggal diam pasca pembunuhan pilot asal Selandia Baru Glen Malcolm Conning di Distrik Alama.

"Juga pastikan para nakes dan guru pasca kejadian ini nasib mereka jangan diabaikan, begitu juga dengan layanan ke masyarakat. Jangan-jangan kantor distrik juga tidak aktif di sana," ujar Frits kepada wartawan di Mako Brimob Jalan Agimuga, Mimika usai konferensi pers bersama Satgas ODC 2024, Rabu (14/8/2024). 

Kata Frits, seperti Puskesmas di Alama rata-rata per hari melayani sekitar 50 warga. 

"Kami cek Puskesmas setiap hari lebih 50 orang berobat. Pasca kejadian ini ada guru dan (tenaga) medis harus dipulihkan," katanya. 

Ia menyarankan Plt Bupati Mimika, Johannes Rettob segera berkoordinasi dengan Kapolres. Termasuk mengirim psikolog untuk trauma healing untuk korban guru dan nakes yang telah dievakuasi ke Timika.

"Kita sekarang pertanyaan apa tindak lanjutnya. Bupati harus ambil langkah cepat, bupati tidak bisa membiarkan ini, bupati harus jadi pihak terdepan jangan diserahkan ke organik Satgas ini," jelas Frits. 

"Di level atas, gubernur bahkan pemerintah pusat telah memberi perhatian, masak di level kabupaten tidak ada perhatian. Ini bagaimana? Ini kewajiban pemerintah untuk melanjutkan pelayanan publik," pungkasnya. 

Frits mengategorikan Alama sebagai daerah rawan. Ia lantas mengkritisi otoritas terkait yang tidak memperhatikan keamanan penerbangan pesawat ke Alama, apalagi yang dipiloti warga negara asing.

Diberitakan sebelumnya, insiden penembakan Pilot Glen mengakibatkan pelayanan kesehatan di Distrik Alama berhenti sementara.

Aparat keamanan telah mengevakuasi delapan orang tenaga kesehatan dari Alama ke Timika pada 6 Agustus.

Kepala Dinas Kesehatan Mimika Reynold Ubra mengaku akan menggelar pertemuan dengan jajaran pimpinan Forkopimda. Termasuk bertemu dengan para tokoh masyarakat di wilayah pegunungan untuk membicarakan  layanan kesehatan di Alama.

"Bagaimana pelayanan ke depan tentu kami menunggu petunjuk arahan dan perintah dari kepala daerah. Karena kami tidak mau ada masyarakat yang tidak terlayani," kata Kepala Dinas Kesehatan Mimika, Reynold Ubra, Sabtu 10 Agustus.

Menurut Reynold, kehadiran tenaga kesehatan di Alama merupakan representasi negara. Bahwa negara hadir memenuhi kewajiban melayani warga negara sampai di wilayah pegunungan.

"Kami hadir di sana itu menunjukkan bahwa negara itu hadir, menjawab hak rakyat. Dengan tidak adanya pelayanan di atas kami memikirkan ada orang tua, balita ada ibu-ibu hamil," katanya.

Adapun para tenaga kesehatan Alama yang telah dievakuasi, kata Reynold akan menjalani mental healing dengan difasilitasi oleh Dinkes kabupaten dan Dinkes Provinsi Papua Tengah. (Eka)




Bagikan :