Pegawai Protes, Pecahkan Kaca Kantor DPRD Mimika
Senin, 03 Februari 2025 - 14:17 WIT Faris Rodolfo Nes - Papua60Detik
Papua60detik – Ketegangan memuncak di lingkungan DPRD Mimika setelah seorang pegawai melakukan aksi protes pada Senin (3/2/2025).
Insiden ini dipicu kekecewaan terhadap pimpinan Sekretariat DPRD Mimika yang dianggap tidak adil dalam menentukan pegawai yang diberangkatkan untuk mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) di Jakarta.
Menurut informasi yang dihimpun, beberapa tenaga honorer diberangkatkan secara diam-diam, sementara pegawai lain, termasuk ASN yang telah lama mengabdi, tidak mendapatkan kesempatan sama.
Aksi spontan itu menyebabkan kaca-kaca meja dan lemari di kantor DPRD Mimika pecah.
Salah satu ASN di DPRD Mimika, Natalia Kemong, mengungkap, ketidakadilan dalam pembagian tugas dan kesempatan sudah lama terjadi di kantor tersebut.
"Tidak ada rasa keadilan di kantor ini, makanya terjadi hal-hal seperti ini. Di dalam kantor ini kerja kubu per kubu, kegiatan yang ada orang-orang itu saja yang dilibatkan, kami yang lain ini hanya jadi tameng. Itu sudah, yang dibilang anak tiri kami-kami ini," ungkapnya.
Natalia berharap anggota DPRD dapat lebih memperhatikan kondisi internal sekretariat yang selama ini diabaikan.
"Honor yang paling laju di kantor ini. Kita juga dari honor, tapi harus hargai pegawai yang ada di sini. Honor-honor tertentu malah lebih dominan daripada kakak kakak senior yang sudah lama bekerja," tambahnya.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh Arinus Amisim, yang merasa perjalanan dinas, Bimtek, dan studi banding hanya diikuti oleh kelompok yang sama tiap tahunnya.
"Perjalanan, Bimtek, dan studi banding ini orang-orang itu saja yang berangkat. Baru berangkat pun diam-diam, kita ini tinggal terus. Kami harap ada rapat pimpinan dengan staf untuk membahas masalah ini," tegasnya.
ASN lainnya, Semi Mauri, menyebut bahwa perasaan kecewa di kalangan pegawai bukan hal baru. Menurutnya, pimpinan harus bersikap adil dan melakukan evaluasi agar kondisi kerja lebih transparan.
"Kita sering merasa tersinggung dengan kebijakan pimpinan. Harus ada pemerataan agar tidak terjadi hal-hal seperti tadi. Jangan salahkan kami kalau akhirnya aksi seperti ini terjadi, karena ini bukan pertama kali," katanya.
Semi menegaskan bahwa refleksi harus dilakukan oleh pimpinan agar suasana kerja lebih harmonis.
"Kalau menurut pimpinan kami tidak beretika, ayo duduk bicara dan evaluasi. Kantor ini tidak pernah ada evaluasi, padahal banyak hal yang tidak berjalan baik," tutupnya. (Faris)