Program Makanan Bergizi di Papua Berapa Rupiah?

- Papua60Detik

Menko PKM, Muhadjir Effendy, foto; Dok/ Papua60detik
Menko PKM, Muhadjir Effendy, foto; Dok/ Papua60detik

Papua60detik - Menteri Koordinator Bidang pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy mengatakan besaran anggaran makanan bergizi bagi anak-anak tidak bisa diseragamkan. Pasalnya, tingkat kemahalan di masing-masing daerah berbeda.

"Di tempat lain mungkin sudah cukup, tapi di tempat tertentu bisa jadi dua kali lipat. Kalau di Papua ini tingkat kemahalannya kan cukup tinggi dibanding daerah Jawa," ujarnya, saat melakukan kunjungan ke Timika.

Bahkan ia menjabarkan secara sederhana mengenai kecukupan anggaran terhadap satu porsi makanan yang bergizi. Misalnya kebutuhan protein salah satunya dari telur. telur ras 1 kilogram Rp25 ribu isi 17 butir. Satu anak bisa dapat satu telur sekali makan tidak sampai Rp2 ribu.

Kemudian untuk karbohidrat, nasi jagung dan nasi beras hampir mirip harganya sekitar Rp15 ribu/kg. Kalau 1 kg beras itu bisa menghasilkan 12 porsi untuk anak. Berarti harganya juga masih di bawah Rp2 ribu.

"Kalau anggarannya itu Rp7500 tiap anak, masih ada kelonggaran. Masih bisa  ditambahi proteinnya, misalnya telur tambah ikan. Tetapi itu untuk daerah tertentu. Tapi untuk daerah lainnya tentu saja butuh yang lebih tinggi, apalagi kalau nanti minum susu itu sudah menjadi keharusan, tentu saja perlu ada biaya tersendiri," terangnya.

Muhadjir menyebut terkait teknis program makan bergizi ini akan menjadi urusan dari tim presiden terpilih, Prabowo Subianto. Ia sebagai Menko PMK hanya  bertanggung jawab memberikan masukan.

Menurutnya, program seperti ini sudah pernah dilakukan. Di Papua namanya Progras (program gizi anak sekolah) yang  diinisiasi oleh Kemendikbudristek. Pemerintah sekarang juga suda menerapkan program makanan tambahan untuk ibu hamil dan anak-anak di bawah 3 tahun. 

"Jadi sebetulnya program makan bergizi ini merupakan program berkelanjutan dan akan berkesinambungan," tambahnya.

Ia pun menekankan pentingnya partisipasi para pelaku ekonomi rakyat. Program makanan bergizi harus bisa  menggerakkan ekonomi kerakyatan.

"Saya tekankan juga, hendaknya program ini mengutamakan bahan-bahan makanan yang lokal dalam rangka memperdayakan UMKM di masing-masing daerah, memberdayakan petani kecil. Kalau  memang sudah mentok baru silahkanlah ambil dari sumber lain," pungkasnya. (Martha)




Bagikan :