Program Smart City Mimika Tertatih-tatih
Jumat, 29 November 2024 - 19:54 WIT Martha Rajagukguk - Papua60Detik
Papua60detik - Pembimbing Smart City Kabupaten Mimika, Wikan Danar Sunindyo menilai terjadi penurunan pada program smart city Kabupaten Mimika pada master plan tahap dua.
Seperti diketahui program Smart City ini sudah mulai dijalankan selama tujuh tahun di Kabupaten Mimika. Master Plan Smart City tahap pertama dari tahun 2017 hingga 2022. Sementara Master Plan Smart City tahap dua dari tahun 2023 hingga 2028.
Ia menjelaskan, hasil evaluasi dari Focus Group dan Discussion (FGD), penurunan di master plan tahap dua ini terjadi pasca wabah Covid-19 yang mengakibatkan penyesuaian anggaran. Ditambah pergantian pemimpin yang sering terjadi. Selain itu, kondisi politik di Mimika menjadi fokus utama sehingga master plan smart city tahap dua ini belum berjalan efektif.
"Kemarin kita sudah melakukan FGD. Ini sebenarnya menjadi evaluasi program Smart City yang dilakukan dua kali dalam setahun oleh Kementerian Komunikasi dan Digitalisasi. Tujuan dari evaluasi itu adalah ingin melihat perkembangannya seperti apa," ujar Wikan saat diwawancarai, Jumat (29/11/2024).
Katanya, bagaimanapun kondisi yang terjadi di Kabupaten Mimika saat ini tidak bisa dihindari. Selain pergantian pemimpin, kinerja birokrasi juga berpengaruh.
"Memang untuk smart city tahap dua ini kelihatan sedikit menurun. Ini bukan di Mimika saja, tetapi di daerah lain juga. Mimika, walaupun tertatih-tatih, tetap berjalan. Mudah-mudahan ke depannya dengan adanya pergantian kepemimpinan bisa mengarahkan lagi fokusnya ke program smart city," terangnya.
Tujuan dari smart city atau yang sering disebut kota cerdas adalah agar suatu daerah berkembang lebih maju dengan masyarakat yang cerdas dengan menyesuaikan tradisi dan budaya setempat
"Tidak harus berbasis teknologi. Walaupun tidak berbasis teknologi, tetap harus jalan dan dilangsungkan. Teknologi itu hanya membantu untuk tercapainya target kita. Jadi hasilnya bukan hanya untuk pemerintahan, melainkan masyarakat juga bisa menikmati hasil yang diharapkan," terangnya.
Master plan smart city pada tahap pertama ia nilai lebih berprogres karena banyak pembangunan. Apalagi menjelang PON kemarin, jalan diperluas, venue olah raga dibangun.
Kendala saat ini adalah kondisi topografi di Kabupaten Mimika yang beragam. Sulitnya menjangkau masyarakat yang ada di daerah pesisir, pegunungan. Kemudian Sumber Daya Manusia (SDM) masih kurang dalam hal TIK.
"Kabupaten Mimika ini luas. Kalau kita bicara Timika, mungkin bisa lebih optimal. Ada pesisir, pegunungan yang harus kita jangkau. Itu semua yang menjadi tantangannya. Mudah-mudahan sedikit demi sedikit bisa dikembangkan lagi," pungkasnya. (Martha)