Story Kopi Mulo: Dari Gerobak Hingga Jadi Cafe

- Papua60Detik

Renzo Kalvien Palino Ada’, pemilik Kopi Mulo di Timika. Foto: Faris/ Papua60detik
Renzo Kalvien Palino Ada’, pemilik Kopi Mulo di Timika. Foto: Faris/ Papua60detik

Papua60detik - Muda-mudi hingga orang dewasa di Kota Timika pasti familiar dengan Kopi Mulo di Jalan Budi Utomo. Siapa pemiliknya? Namanya adalah Renzo Kalvien Palino Ada’. 

Pemuda kelahiran tahun 2000 itu cerita, memulai usaha kopinya pada 2019 silam dengan nama Kopi Mulo. Nama kopi mulo sendiri ia ambil dari kata ‘Kopi Mu loh’ yang artinya setiap kopi yang telah dipesan merupakan milik si-pembeli seutuhnya.

Tapi sebelum memulai Kopi Mulo, Renzo sudah berbisnis segala rupa. Ia berjualan apa saja yang dibutuhkan anak muda saat itu, mulai dari aksesoris handphone, sparepart motor dan stiker, kaos oblong dan lain sebagainya. 

Bisnis ini digelutinya selama 3 tahun. Ketika tabungannya terkumpul Rp15 juta, ia mencoba merambah ke bisnis lain.

Bermodal Rp15 juta, Renzo beralih ke bisnis franchise. Bisnis franchise adalah bentuk kerja sama usaha antara pemilik merk dagang, produk, atau sistem operasional. Kerja sama ini didelegasikan kepada pihak kedua yang berhak mendapatkan izin untuk pemakaian merek, produk, serta sistem operasional tersebut dalam menjalankan sebuah usaha.

Dengan gerobak, ia mulai berjualan minuman kekinian yaitu thai tea di pinggir Jalan Budi Utomo. Nahas, baru berjualan 2 hari ia diusir oleh pemilik tempat.

Renzo kemudian memindahkan gerobak jualannya ke Jalan Samratulangi. Di sinilah mentalnya sebagai pebisnis diuji. Ia bercerita , pernah tak dapat pembeli dari pagi hingga jam 11 malam. 

“Selama tiga bulan berjualan thai tea di sana saya mencoba mengubah nama dengan nama brand sendiri. Saya juga mulai mencoba berinovasi dengan menjual kopi, dengan mencoba membuat kopi, kemudian menemukan varian kopi gula aren yang pertama yang berjualan di pinggir jalan Kota Timika. Saya beri nama Kopi Mulo,” cerita Renzo, Kamis (4/4/2024).

Pada tahun 2019, tepatnya Desember, ia mulai mencoba mencari lokasi yang lebih strategis di Jalan Budi Utomo. Dengan gerobak ini, ia mulai berjualan di seberang jalan dari Restoran Jangkar.

“Omzet hari pertama saya saat itu Rp1.580.000. Saya masih ingat itu 5 tahun lalu dan saya masih simpan uangnya sampai hari ini,” ujarnya

Kurang lebih 1 tahun kemudian, melihat peluang usaha ini bagus. Ia mencoba membuka semi cafe dengan mengajukan pinjaman, namun ternyata omset yang didapat tidak sesuai dengan modal. Usahanya hanya bertahan 10 bulan.

Tak ingin gagal lagi, ia kemudian mengambil pinjaman bank dan mencoba membuka kafe yang lebih besar dengan perhitungan lebih matang. 

“Saya yakin kegagalan adalah pelajaran yang paling berharga karena jika kita pernah gagal, kita pasti tahu langkah apa yang harus dilakukan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama,” ujarnya.

Sejak launching, Kafe Kopi Mulo di sebelah SMK Petra Jalan Budi Utomo, tidak pernah sepi pengunjung.

Saat ini, ia.sudah mempu mempekerjakan 15 karyawan tetap. Renzo mengaku bisa mengantongi omzet ratusan juta rupiah per bulannya.

Tak pelit ilmu, darinya banyak anak-anak muda belajar dan mulai mencoba mendirikan usaha kopi.

Terbukti menginspirasi Renzo pernah diundang menjadi salah satu pembicara dalam kuliah umum yang diselenggarakan oleh salah satu perguruan tinggi di Timika.

Kini Renzo bersiap membuka cabang di Jayapura dan kota-kota lain di Papua. (Faris)




Bagikan :