Timika Inside Festival of Art Diproyeksi Jadi Event Pariwisata Nasional
Jumat, 06 Mei 2022 - 15:15 WIT - Papua60Detik

Papua60detik - Sudah jamak diketahui, selain subur akan sumber daya alam, Tanah Papua juga kaya akan seni dan kebudayaan. Bisa dilihat pada seni ukir, musik hingga seni gerak tubuh atau tari.
Di Timika, kekayaan itu bertambah lagi dengan hidup majemuk warganya. Hampir semua suku bangsa di Indonesia hidup di Timika yang datang tentu dengan budaya berikut keseniannya.
Kekayaan berkesenian inilah yang coba disajikan pada ajang Timika Inside Festival of Art (Tifa) 2022 di Gedung Eme Neme Yauware, Jumat (6/5/2022). Temanya, 'Harmonisasi Budaya Mimika untuk Nusantara'.
Jika mengacu pada sesi pembukaan, harus diakui pemirsanya belum begitu banyak. Kursi penonton yang diatur berjarak oleh panitia kelihatan belum terisi penuh.
Tapi bagaimanapun, semangat anak-anak muda yang menginisiasi Tifa 2022 patut diapresiasi. Bukan kerja gampang, menyelenggarakan event seni budaya tanpa dukungan penuh pemerintah.
"Ke depan, Pemkab harus terlibat secara penuh. Kita harus dukung agar event ini berkembang semakin besar, terpublish dan kita masyarakat Mimika semua terkena dampaknya," kata Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob yang menabuh tifa pembukaan Tifa 2022.
Sebagai ajang seni budaya, Tifa selayaknya jadi event pariwisata nasional. Wabup memproyeksi, di masa-masa mendatang, setiap kali event Tifa, Kota Timika kedatangan turis domestik sampai manca negara. Dengan begitu akan memberikan multiplier effect pada banyak sektor kehidupan warga Timika.
"Yang kita harapkan multiplier effect. Hotel-hotel terisi penuh, pesawat penuh, ekonomi kreatif berkembang," kata Wabup.
Tifa sebetulnya berpeluang besar jadi event pariwisata nasional. Apalagi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI telah menetapkannya sebagai event rutin setiap tahun di Bulan Mei. Hanya itu tadi, masih perlu dukungan, publikasi dan promosi massif.
Tifa digagas oleh Alfo Smith Kutanggas. Idenya disemai sejak 2013 dan event pertamanya digelar 2019. Karena pandemi, baru di 2022 ini, event Tida bisa digelar lagi.
Idenya adalah, Tifa jadi panggung berekspresi bagi para pelaku seni di Timika dan Papua pada umumnya.
Ia berharap, dengan hadirnya Tifa, anak-anak Timika makin bersemangat mengasah kreatifitas lewat seni dan kebudayaan. Paling tidak, Tifa telah menyediakan panggung.
Tifa yang banyak melibatkan remaja dan kalangan pelajar juga punya maksud sendiri.
"Ini sebagai motivasi kepada siswa yang akan melanjutkan sekolah di luar agar tidak kaget lagi dengan budaya nusantara" jelas Alfo. (Burhan)