Timika Jadi Penyangga Pangan Buat Daerah Lain, Tapi Petani Tak Dilihat

- Papua60Detik

Kebun milik warga di kampung Naena Muktipura (SP6). Foto: Dok
Kebun milik warga di kampung Naena Muktipura (SP6). Foto: Dok

Papua60detik - Timika, Kabupaten Mimika merupakan penyangga kebutuhan pangan untuk kabupaten tetangga, seperti kebutuhan sayur, ayam, telur bahkan daging didatangkan dari Timika untuk memenuhi kebutuhan daerah tetangga. 

Kabupaten Asmat, biasanya akan membawa sayuran dari pasar sentral Timika untuk dijual kembali di daerahnya. Atau Yahukimo juga sebagai penerima telur dari Timika dan sejumlah kabupaten tetangga lainnya. 

Sayuran di Timika, kebanyakan didominasi dari Kampung Naenamuktipura Distrik Iwaka yang dibawa ke pasar sentral, akan tetapi masih terus ada kiriman barang atau sayur dari luar Timika, seperti tomat dan cabe rawit.

"Kita ini sudah susah di pupuk, terus saat panen hasilnya dibawa ke pasar kemudian ada datang kiriman dari luar," ujar Ketua Kelompok Tani Jaya Naenamuktipura, Distrik Iwaka, Sugiyanto, Kamis (18/4/2024). 

Selain kiriman dari luar, hal mendasar yang dialami kebanyakan petani yakni mahalnya pupuk, meski ada bantuan dari pemerintah untuk pupuk subsidi, hal itu masih sangat kurang. 

"Pupuk subsidi setahun dapat dua kali kadang tiga kali. Kalau hanya andalkan pupuk subsidi jelas tidak mencukupi, makanya kita tambah dengan pupuk non subsidi, yang harganya sangat memberatkan petani, rata-rata satu juta lebih," katanya. 

Meski begitu, para petani sedikit terbantu dengan adanya kandang ayam yang nantinya akan memanfaatkan kotoran ayam untuk pupuk dasar. 

"Kita di sini juga bersyukur sudah ada banyak kandang ayam yang bisa membantu untuk kotoran itu dibuat pupuk kandang," jelasnya. 

Untuk bantuan pupuk subsidi tahun 2024 ini pihaknya belum menerima, tapi katanya sudah ada tanda-tanda akan adanya bantuan tersebut 

Kata dia, bantuan pupuk subsidi dari pemerintah sangat kurang, satu keluarga hanya mendapat dua karung pupuk, sedangkan rata-rata satu keluarga menggarap tanah lebih dari satu hektar. 

Tak hanya itu, Sugiyanto juga mengatakan bahwa selama ini penyuluh pertanian lapangan tidak pernah terlihat, harusnya dinas pertanian lebih intens untuk melakukan penyuluhan ke petani dan mengintervensi agar harga sayur stabil dan petani bisa makmur. 

"PPL Dinas Pertanian tidak pernah terlihat turun ke lapangan, harusnya kalau memang pemerintah mau fokus jadikan SP6 ini swasembada sayur atau pangan lokal, ya pemerintah harus turun dan lihat," ungkapnya. 

Dia berharap agar pemerintah dapat melihat petani yang selama ini telah berjuang dan menghiasi pasar dengan beragam sayuran daru Naenamuktipura. (Eka)




Bagikan :