Timika Kota Ramah Anak tapi Kekerasan Masih Tinggi

- Papua60Detik

Kepala DP3AP2KB Mimika, Hermalina W Imbiri. Foto; Martha/ Papua60detik
Kepala DP3AP2KB Mimika, Hermalina W Imbiri. Foto; Martha/ Papua60detik

Papua60detik - Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menekan angka kekerasan terhadap anak adalah menjadikan Timika sebagai  kota ramah anak. 

Namun, akhir-akhir ini masih banyak kasus kekerasan yang menimpa anak, seperti kasus kekerasan seksual, kekerasan fisik dan lainnya. Hal ini menjadi catatan sejauh mana dampak project kota ramah anak ini?

Merujuk data Satuan Reskrim Polres Mimika, sedikitnya sudah 32 kasus kekerasan seksual yang ditangani mulai Januari sampai awal Juli 2024. Sebagian besar korbannya adalah anak di bawah umur.

Itu baru kekerasan seksual belum jenis lain seperti kekerasan fisik dan psikis atau misalnya penelantaran anak.

Meski tak merinci jumlah kekerasan pada anak, Kepala DP3AP2KB  Mimika, Hermalina W Imbiri mengaku setiap hari selalu ada saja waega yang datang melapor tentang kekerasan. Mereka datang meminta pendampingan. 

Selama satu tahun berjalan, ia mengaku memang belum terlihat dampak dari proyek kota ramah anak ini.

"Kami dari tahun kemarin sudah membentuk kota ramah anak ini, dan tahun ini adalah lanjutannya. Jadi, tahun ini kota ramah anak lewat forum anak. Kami juga mensosialisasikannya lewat sekolah dan kelurahan," ujar Hermalina. 

Di dalam forum ini, anak-anak konon bisa terlibat dan berpartisipasi dalam pembangunan daerah, misalnya mengusulkan program.

Selain itu, pada proyek kota ramah anak Pemkab bertanggung jawab menyediakan fasilitas atau sarana publik khusus bagi anak.

"Misalnya, kalau orang tua pergi ke Disdukcapil mengurus KK, maka akan ada tempat khusus yang aman buat si anak di sana. Begitu juga di tempat lainnya," terangnya. (Martha)




Bagikan :