Bandara Mozes Kilangin Timika Jadi Pilot Project Smart Airport

- Papua60Detik

Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob meninjau perkembangan pembangunan Bandara Mozes Kilangin Timika, Kamis (7/4/2022). Foto: Burhan/ Papua60detik
Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob meninjau perkembangan pembangunan Bandara Mozes Kilangin Timika, Kamis (7/4/2022). Foto: Burhan/ Papua60detik

Papua60detik - Di wilayah Indonesia bagian Timur, Bandara Mozes Kilangin Timika menjadi yang terbesar kedua setelah Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.

Dengan total panjang 360 meter dan luas 44.000 meter persegi, Bandara Mozes Kilangin diproyeksi bisa melayani sampai tiga juta penumpang dalam satu tahun.

Oleh Kementerian Perhubungan RI, Bandara Mozes Kilangin dijadikan pilot project smart airport

"Smart airport artinya adalah suatu bandar udara yang dibangun dengan teknologi tinggi. Ini yang pertama. Ini yang sementara lagi kita persiapkan," kata Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob usai meninjau perkembangan pekerjaan Bandara Mozes Kilangin, Kamis (7/4/2022).

Susuai standar bandara pada umumnya, Bandara Mozes Kilangin dipastikan ramah terhadap anak, perempuan dan kelompok difabel. Dilengkapi taman bermain dan ruang khusus menyusui.

"Bandara ini juga dibangun sebagai air port city. Artinya apa, nanti di dalam bandara ini orang bisa datang belanja di sini, mau lihat apa saja bisa di sini. Operasi penerbangan bisa selsai di Jam 6 sore katakan, tapi di luar masih bisa sampai jam 10 malam. Orang datang makan malam di sini bisa," kata John Rettob.

Terminal Bandara Mozes Kilangin yang dibangun dengan APBN telah dioperasikan tahun lalu sebelum PON XX. Sementara terminal yang dibangun dengan APBD, total keseluruhan pekerjaannya kini mencapai 61,9 persen.

Fasilitas garbarata mulai akan dioperasikan pertengahan tahun ini. Namun untuk beroperasi penuh, terminal yang dibangun dengan APBD masih membutuhkan tambahan dana sekitar Rp45 miliar guna melengkapi aksesoris interior, elektronical sampai information display sistemnya.

"Sesuai kontrak multy years, tahun ini seharusnya berakhir, bahwa kita sudah bisa operasikan, namun ternyata masih ada kekurangan biaya Rp45 miliar. Kalau bisa dapat tahun ini secara paralel, bisa selesai semua tahun ini," katanya. (Burhan)




Bagikan :