Forum Kemitraan Multi-Stakeholders SDGs Mimika Angkat Isu Pendidikan Bermutu

- Papua60Detik

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) mengadakan Forum Kemitraan Multi-Pihak SDGs Timika, Kamis ( 21/9/2023 ). Foto: Faris/ Papua60detik
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) mengadakan Forum Kemitraan Multi-Pihak SDGs Timika, Kamis ( 21/9/2023 ). Foto: Faris/ Papua60detik

Papua60detik - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) mengadakan Forum Kemitraan Multi-Pihak SDGs Timika, Kamis ( 21/9/2023 ). Forum yang disingkat PaSTi NoKen merupakan yang ketiga kalinya diselenggarakan, kali ini mengangkat isu SDG yaitu pendidikan bermutu.

Kegiatan ini merupakan kerja sama Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika dengan CCPHI, dengan dukungan PT Freeport Indonesia dan PT United Tractors.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Daerah Kabupaten Mimika Willem Naa mengatakan, tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) merupakan komitmen global dan nasional yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah kemiskinan dan pangan, juga perbaikan kualitas pertumbuhan ekonomi dan pelayanan dasar, serta kesenjangan antar daerah, kelompok pendapatan dan gender.

"Selain itu perhatian dan akses terhadap keadilan, perbaikan kualitas lingkungan hidup, juga pembangunan yang inklusif dan cara pelaksanaannya melalui proses perencanaan serta pelaksanaan yang partisipatif," jelasnya.

Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika, Fransiskus Bokeyau, menjelaskan tujuan utama dalam mencapai pendidikan yang berkelanjutan adalah mewujudkan sumber daya manusia yang  berkarakter. Di Kabupaten Mimika terdapat 354 sekolah dari tingkat PAUD sampai dengan sekolah menengah tingkat atas umum maupun kejuruan. 

“Berbagai strategi kami lakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yaitu baik peningkatan infrastruktur dan pengadaan tenaga pengajar yang berkualitas. Perbaikan fasilitas pendidikan juga dilakukan dengan membangun ruang kelas dari TK (17 ruang), SD (94 ruang) dan SMP (48 ruang) di tahun 2022,” Ungkapnya 

Sejalan dengan tujuan pendidikan berkelanjutan yang telah disampaikan oleh Dinas Pendidikan, United Tractors (UT) diwakili oleh Administration Department Head Zufar Hilmy Pratyaksa menjelaskan UT ingin meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) lokal berkontribusi terhadap pencapaian 17 tujuan SDGs. 

Pada tahun 2022, UT memperkenalkan Papuan Bright Program pertama kali dengan konsep memberikan pendidikan mekanik selama 11 bulan (tiga bulan pembelajaran di kelas dan delapan bulan praktek) kepada masyarakat lokal sehingga kualitas SDM lokal meningkat. 

Di awal pelaksanaanya terdapat 23 peserta yang direkrut dari sekolah kejuruan dan menengah atas umum. Lulusan-lulusan ini telah mendapat pekerjaan di berbagai sektor industri baik di Kabupaten Mimika maupun di luar Kabupaten Mimika

“Berkat kerja sama yang baik dengan PT Freeport, 9 siswa telah direkrut oleh PT Freeport dan lulusan yang lain juga disalurkan di site UT lain. Kami tidak hanya melatih tapi juga memberikan lapangan pekerjaan bagi mereka yang telah dilatih,” ujar Zufar.

Program ini masih berlanjut, untuk tahun 2023 terseleksi 25 siswa dari 425 peserta yang mendaftar untuk masuk pada tahap kedua. Di samping meningkatnya ketersediaan dan kualitas SDM lokal, dampak penting lain yang dirasakan oleh para siswa adalah perubahan pola pikir serta meningkatkan pemahaman terhadap dunia industri, sehingga lulusan dapat siap memasuki dunia usaha.

Sementara Derektur Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) Vebian Magal mengangkat isu pembentukan karakter siswa sejak dini dengan pendekatan asrama. YPMAK telah mendampingi beberapa asrama baik di Kabupaten Mimika maupun di luar Kabupaten Mimika. 

“Lebih dari 1.512 anak yang telah masuk dalam asrama. Pendidikan asrama bagi masyarakat lokal menjadi penting untuk pembentukan karakter dan mengubah pola pikir serta perilaku siswa. Sistem kekerabatan antar siswa yang berasal dari berbagai latar belakang juga terbangun. Keberagaman yang ada dalam asrama membuat siswa belajar beradaptasi dan mengenal karakter yang berbeda-beda, sehingga terbangun kemampuan komunikasi, toleransi, dan adaptasi,” ungkap Vabian

Kepala Sekolah Taruna Papua (SATP), Andreas juga menyatakan pentingnya pendidikan dengan mengedepankan budaya lokal. 

“kita butuhkan pendekatan khas Papua yang biasa dekat dengan alam,” tegas Andreas. (Faris)




Bagikan :