Karyawan Freeport Kembali Unjuk Rasa Menuntut Bus 'Kerinduan' Diaktifkan

- Papua60Detik

Ratusan karyawan PT Freeport Indonesia berunjuk rasa dengan memalang jalan di Mile 74, Tembagapura, Jumat (14/08/2020).
Ratusan karyawan PT Freeport Indonesia berunjuk rasa dengan memalang jalan di Mile 74, Tembagapura, Jumat (14/08/2020).

Papua60detik - Ratusan karyawan PT Freeport Indonesia kembali berunjuk rasa. Mereka memalang jalan di Mile 74, Tembagapura, Jumat (14/08/2020).

Jalan tersebut menghubungkan Kota Tembagapura di mile 68, mioe 72 dan 74 yang merupakan area operasional pertambangan PT FI.

Tuntutannya tak jauh beda dengan tuntutan mereka sebelumnya ketika para karyawan ini berunjuk rasa di halaman Main Office 68, Tembagapura, Senin (10/08/2020). Mereka menuntut bus Bus Shift Day Off (SDO) diaktifkan kembali.

Dalam video amatir yang diterima papua60detik.Id, para karyawan meminta manajemen PT FI mengaktifkan kembali bus SDO dengan kelonggaran protokol kesehatan.

"Kami berharap manajemen (PTFI) dan pemerintah yang berkaitan harus turunkan persyaratan untuk membuka SDO. Selama ini SDO tidak bisa dibuka karena protokol kesehatan," tuntut para karyawan.

Di Timika, bus SDO biasa disebut bus kerinduan.  Bus jenis ini setiap hari mengangkut karyawan off turun ke Timika melepas rindu dengan keluarga. Kebijakan perusahaan menonaktifkan bus SDO berakibat banyak karyawan tak bisa bertemu keluarga ketika lagi off kerja.

"Harapan kami protokol bisa dipertimbangkan, diturunkan peryaratannya untuk memenuhi kebutuhan para pekerja. Sehingga SDO dibuka normal tetapi mengikuti protokol yang ada. Karyawan berharap mereka harus ketemu keluarga," harap mereka.

Pemalangan akses jalan yang dilakukan karyawan dengan cara memarkir alat berat jenis wheel loader dan truk di tengah jalan. Mereka mendirikan tenda untuk berlindung dari hujan.

Kapolsek Tembagapura, Ipda Eduard Edison membenarkan aksi pemalangan tersebut lantaran aspirasi yang disampaikan karyawan  pada Senin lalu belum dijawab Manajemen PT FI.

"Rencananya besok ada pertemuan manajemen dan perwakilan karyawan," ujarnya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.

Redaksi telah mengonfirmasi Vice President Government Relations PT FI, Jonny Lingga untuk respon tuntutan ratusan karyawan. Hingga berita ini dirilis, Lingga belum menjawab telepon maupun pesan WhatsApp redaksi.

Tapi sebelumnya, dalam konteks tuntutan yang sama Lingga mengatakan, pandemi covid-19 tak memungkinkan PT FI kembali mengaktifkan bus SDO.

Sebelum pandemi covid-19, Manajemen PT FI per harinya bisa menurunkan 700 sampai 800 karyawan per hari. Dalam situasi pandemi covid-19 saat ini, menurutnya, hal itu tidak memungkinkan lagi.

Tim Gugus Tugas Percepatan Pengendalian Covid-19 Mimika telah memutuskan setiap pelaku perjalanan dari area Tembagapura ke Timika dan sebaliknya harus dinyatakan negatif covid-19 melalui pemeriksaan PCR. Sementara kemampuan mesin PCR milik PT FI di Klinik Kuala Kencana hanya maksimal memeriksa 200 sampel per hari.

"Mereka minta pas lagi off tiga hari mereka juga bisa turun ke bawah (Timika), kita tidak sanggup seperti itu. Karyawan yang terbang keluar Papua itu juga untuk cuti bukan SDO off.  Hak-hak karyawan tidak ada kita kurangi," kata Lingga ketika menanggapi tuntutan karyawan di unjuk rasa pertama. (Salmawati Bakri)




Bagikan :